Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Serunya Kopdar Emak-Emak KEPO (Kantin Emak Produktif) di Rumah Pak Cah ( Seri 1)

24 Januari 2024   08:26 Diperbarui: 24 Januari 2024   08:30 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambutan hangat Pak Cah dan Bu ida kepada kami (keluarga EPK).Dokpri

Menjadi hari yang membahagiakan bagi kami, para Emak-emak yang tergabung dalam komunitas KEPO. Adalah Kantin Emak produktif yang digawangi Bapak cahyadi Takariawan dan Bu Ida Nurlaela, penulis buku dan konselor keluarga.

Untuk memudahkan berkoordinasi komunitas kepo ini dibentuklah kepengurusan. Ketuanya adalah  Sri Rohmatiah Jalil. Saah satu kompassioner yang mendapat anugerah paling Lestari pada tahun 2023 yang lalu.

Berawal dari masa pandemi tahun 2020 yang lalu, kami tergabung dalam Anileaku, kelas menulis dengan mentor Bapak Cahyadi Takariawan. Kemudian berlanjut di kelas EPK(Emak Punya Karya). Di kelas ini Pak Cah, secara intensif membimbing kami hingga menerbitkan buku solo.

Kantin Emak Produktif (KEPO) ini beranggotakan kurang lebih 70 anggota yang berasal dari belahan Nusantara.  Dari pulau Sanggata hingga pulau Jawa. Selama tiga tahun kami mengenal hanya lewat dunia maya.

Kita hanya saling bertatap lewat untaian tulisan di WA group, sesekali bertemu di kantin zoom, saat salah satu dari kami melaunching buku. Alhamdulillah satu persatu dari kami sudah menelurkan buku Solo. Tentu rasa bangga yang membuncah karena kami telah membuat karya  melalui tulisan.

Tentu banyak suka dan dukanya saat kami harus menyelesaikan projek buku dengan ketentuan 1000 kata setiap hari. Jika hal itu terpebuhi maka dalam satu bulan kami telah menyelesaikan satu buku solo. Saya sendiri membutuhkan waktu 35 hari saat buku solo pertama terbit.

Menjadi sebuah Impian dari Emak-emak bahwa suatu saat kita bisa Kopdar bareng di Rumah Pak cah dan Bu Ida. Tentu keseruan dan kebahagiaan yang tak terhingga jika impian itu menjadi nyata. Alhamdulillah, Allah menakdirkan 'impian itu menjadi nyata'.

Hari itu tanggal 21 Januari kami bisa bersilaturrahmi di kediaman Pak Cah. Tentu luapan hati yang sulit dituliskan dengan kata-kata, senang, bahagia, seru, fantastis, dan amazing banget. Ada 24 Emak-emak yang bisa hadir saat itu. Semua dari kami memperkenalkan satu-persatu, identitas diri dan buku yang sudah menjadi karyanya.

Sambutan hangat Pak Cah dan Bu ida kepada kami (keluarga EPK).Dokpri
Sambutan hangat Pak Cah dan Bu ida kepada kami (keluarga EPK).Dokpri

Kedatangan kami memang sudah direncanakan cukup lama. Dalam WA group kita menyepakati kapan waktu yang tepat untuk kopdar, namun karena kami mempunyai kesibukan masing-masing sehingga waktu yang ditentukan ahirnya beberapa kali tertunda.

Rencana awal akan kita laksanakan di liburan juli kemarin, karena berbagai pertimbangan ahirnya kita menyepakati untuk menundanya. Namun demikian karena tekad kami telah bulat, ahirnya ada waktu yang tepat untuk kami bersilaturrahmi. Selain itu kita juga harus  menyesuaikan jadual padatnya Pak Cah dan Bu ida.

Beberapa Anggota KEPO yang bisa saya kenalkan di sini antara laian :

Satu, Sri Rohmatiah. Berasal dari Madiun. beliau menjadi presiden KEPO. Mak Sri kami menyapanya. Beliau sudah menerbitkan dua buku solo dengan judul "Kalau berbeda, Lalu Kenapa dan Isyarat Cinta". Kecil-kecil cabe rawit, julukan yang pantas untuk Mak Sri. Beliau berperawakan kecil namun lincah dan murah senyum. Beliau paling jago diantara kami. 

Selain menjadi wiraswasta dan petani yang sukses, Mak Sri telah menjadi jurnalis di Jatimsatu news di seputar Madiun. Berbekal pengalamannya dalam mengelola pertanian beliau rajin menulis di Kompassiana di berbagai genre. Tahun 2023 yang lalu beliau menyandang kompassioner paling Lestari.

Pak Cah dan Bu Ida mendampingi kami di pantai Parang Tritis. Dokpri
Pak Cah dan Bu Ida mendampingi kami di pantai Parang Tritis. Dokpri

Dua, dr. Meivany Yuanita Azarini berasal dari Tangerang. Beliau telah menerbitkan satu buku solo dengan judul "Merawat suka menyemai cinta. Buku tersebut berisi tentang pengalamannya saat menjadi relawan saat terjadi tsunami di Palu.

Mak Rini adalah seorang dokter gigi.  Orangnya ramah dan hambel. Pantas saja banyak pasiennya yang menyebut, "Bu guru, ustadzah, bahkan kakak". Menurutnya saat mengobati pasien harus dengan cinta dan empati.  Komunikatif juga diperlukan, karena akan menambah sugesti pagi pasien supaya segera sembuh dari sakitnya.

Tiga, Yulianti Widi Pinasti. Beliau tinggal di Jakarta Utara. Saat ini beliau  menjadi relawan rumah zakat Indonesia untuk membina anak yatim dan dhuafa'.

Buku solo pertama berjudul Merengkuh Cinta, disusul dengan buku kedua "Perempuan dan Hujan". Mak Kepo yang satu kalem dan berwibawa.  Beliau suka menyusun kata syahdu, terbukti dua buku solonya berisi puisi.

Baginya menulis puisi itu asyik, karena dapat menggambarkan nuansa hati dengan berbagai rasa, bahagia, merana maupun sedang kasmaran. Semua bisa dituangkan dalam bait-bait puisi.

Empat, Yati Jumiati Rahayu, biasa dikenal dengan nama Yajura. Mak yajura adalah seorang hafidhoh, dan ustadzah di pesantren tahfizd Alqurn di Serang Banten. Penampilanya lembut dan kalem. Suaranya yang merdu dan lirih menjadikannya tampak bermarwah. Mak yajura telah menerbitkan buku solo dengan judul "Rahasia Emak-Emak Hafal Al-Quran".

Buku ini bercerita tentang bagaimana cara Emak-emak menghafal Al-Qurn. Juga tentang kiat-kiat para emak  membagi waktu di tengah kesibukannya namun mempunyai niat mulia ingin menghafal Al-Qur'an.

Keseruhan mereka tampak di raut wajah yang bahagia. Dokpri
Keseruhan mereka tampak di raut wajah yang bahagia. Dokpri

Lima, Eli Halimah. Mak Eli kami menyapanya, beliau tinggal di Cilegon Banten. Beliau paling produktif diantara kami, karena telah menerbitkan buku paling banyak. Sudah ada tujuh buku solo di antaranya Juwita Hati Bumi Jawara (novel/2021), Jejak Sang Murabbirruh (Biografi/2021), Surga yang Terlupa (Kumpulan Puisi/2021), Ini Tentang Rasa (Kumpulan Puisi/2022), Selingkuh Tipis-Tipis (Kumpulan Cerpen/2022), Puisi Jiwa (Kumpulan Puisi/2023) dan Secret (Kumpulan Cerpen/2023)

Selain menulis beliau juga menjadi Kepala madrasah dan pegiat literasi di Kota Cilegon. Habitnya menulis  telah diturunkan kepada putrinya yang baru kelas tiga Sekolah Dasar. Akifa Nafilah, sudah mampu menulis dua buku antologi dan satu buku solo yang berjudul Dafitha dan Mr. Angin( 2023)

Dari lima belas penulis yang tergabung saat kopdar kemarin baru beberapa penulis yang bisa saya tuliskankan di sini. Maklum pertemuan yang singkat ini rasanya belum cukup untuk mengenal satu dengan yang lain. Semoga  diary berikutnya saya bisa menulisnya kembali.

Sungguh indah saat Allah mempertemukan kami. Selama tiga tahun hanya bertatap maya namun hati saling bertaut karena mempunyai misi yang sama yaitu sama-sama belajar membuat karya.

Kami berharap ke depannya momen ini bisa terulang kembali. Banyak manfaat yang kita dapat dari kegiatan kopdar ini. Apa manfaatnya? Bisa ditunggu keseruhan cerita kami selanjutnya.  

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun