Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Peduli Lingkungan Menjadi Faktor Utama Alam Bersahabat Dengan Penghuninya

17 Januari 2024   12:49 Diperbarui: 17 Januari 2024   12:59 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar anak yang sedang membuah sampah. Gambar dari tribunnews.com

Orang-orang yang peduli terhadap lingkungan yang bisa diandalkan untuk merawat jagad ini dari kesewenang-wenangan dan keserakahan.

Mereka yang dengan sengaja membakar hutan dengan dalih perluasan lahan berkontribusi dalam  perusakan lingkungan, sehingga kontraksi alam menjadi tidak ramah.

Lingkungan yang baik mencerminkan penghuni rumahnya. Untuk mewujudkan lingkungan yang ramah maka dimulai dari pribadi seseorang.

Sebagai guru saya selalu menggembar-gemborkan akan kebersihan di lingkungan sekolah. Tentu dimulai dari ruang kelas, halaman sekolah  juga lingkungan sekitar.

Salah satunya menganjurkan murid untuk membuang sampah pada tempatnya. Karena biasanya saking asyiknya makan jajan, anak-anak suka bandel membuang bekas jajan sembarangan. Plastik dan tusuk sate berserakan di mana-mana.

Hampir setiap upacara bendera juga disampaikan oleh pembina upacara untuk menjaga kebersihan lingkungan. Demikian juga saat di kelas tak bosan-bosannya bapak dan Ibu guru menyampaikan hal yang sama terkait kebersihan kelas.

Dari sinilah kebiasaan-kebiasaan baik anak akan terlihat, mereka yang terbiasa disiplin dan tertib bisa dipastikan mempunyai perilaku yang sama saat di rumah. Sebaliknya bagi anak yang bandel, suka buang sampah sembarangan maka di rumah pun mempunyai kebiasaan yang tidak baik.

Disiplin membuang sampah pada tempatnya adalah budaya posistif yang bisa menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Dalam rangka menjaga kawasan dan lingkungan yang bersih dan ramah, saya bersama dewan guru mempunyai program P5 yang mengambil tema kewirausahaan.

Tema tersebut diangkat karena melihat lingkungan sekitar sekolah yang banyak warung kopi. Saat melihat sampah bekas bungkus kopiko dan kopi white, saya bergerak hati untuk memanfaatkannya menjadi barang bekas yang layak jual.

Gayung pun bersambut ternyata pemilik warung-warung yang berada di lingkungan sekolah adalah wali murid SD, sehingga saya pun menyusun rencana dengan dewan guru.

Ahirnya kita menyepakati untuk membuat anyaman yang terbuat dari barang bekas. Untuk mensosialilasikan kegiatan ini kami mengundang mentor yang bisa membuat anyaman dari bahan bekas yang berasal dari wali murid sendiri.

Setelah menyepakati maka dewan guru dan kepala sekolah mengangkat tema kewirausahaan pada kegiatan P5. Adapun manfaat yang bisa diperoleh pada kegiatan tersebut adalah :

Ilustrasi gambar anak yang sedang membuah sampah. Gambar dari tribunnews.com
Ilustrasi gambar anak yang sedang membuah sampah. Gambar dari tribunnews.com

Satu, menjaga kebersihan lingkungan

Dengan memanfaatkan barang bekas yang terbuang dan menjadi limbah yang tidak bisa diurai maka bekas bungkus kopi maupun white kopi bisa dimanfaatkan menjadi barang yang bernilai lebih tinggi.

Hal ini akan mempengaruhi kondisi lingkungan yang bersih, karena setiap kali ada bungkus kopi bisa dikumpulkan dan tidak dibuang percuma di tong sampah, atau bahkan berserakan di mana-man menjadi sampah non organik atau sampah yang tidak bisa terurai.

Dua, melatih ketekunan dan disiplin

Dalam melakukan kegiatan ini harus punya modal telaten dan disiplin. Membuat anyaman sepertinya pekerjaan yang ringan namun perlu kesabaran dan ketekunan. Dengan ketekunan kita bisa membuat karya sesuai arahan mentor.

Ilustrasi gambar anak saat melipat dan menganyam bungkus kopiko. Dokpri
Ilustrasi gambar anak saat melipat dan menganyam bungkus kopiko. Dokpri

Tiga, menumbuhkan sikap gotong royong  

Saat melakukan pembelajaran P5, anak-anak dibuat kelompok, satu kelompok beranggotakan 3-5 siswa. Pertama-tama anak harus membuat karya mulai dari melipat, menggunting dan menganyam. Setelah semua anggota bisa maka masing-masing anak harus menghasilkan karya sesuai jumlah anggotanya.

Nah, mereka saling bekerja sama dan saling membantu. Bagi anggota yang belum bisa menganyam, teman kelompoknya dapat bersama-sama menyelesaikannya hingga satu kelompok selesai..

Sesuai dengan kesepakatan bersama kegiatan ini akan berlangsung selama empat bulan sesuai jam pelajaran yang diampu. Dalam waktu empat bulan anak-anak bisa menyelesaikan kegiatan P5 hingga mengadakan kegiatan panen karya.

Empat, menumbuhkan kewirausahaan.

Selain manfaat di atas ada juga manfaat yang dapat menciptakan kewirausahaan, yaitu dengan menciptakan hasta karya dari bahan bekas bisa menjadi barang yang layak jual. Sehingga bisa meningkatkan ekonomi keluarga.

Hal ini karena hasil dari anyaman tersebut dapat dijual kepada warga sekolah maupun masyarakat  saat panen karya.

Memanfaatkan bahan bekas sehingga  mempunyai nilai tinggi dan dapat dijual dapat menumbuhkan kewirausahaan anak saat nanti mereka telah dewasa.

Lima, menumbuhkan kreatifitas anak

Saat membuat karya anak-anak diberi kesempatan untuk mengeksplor kemampuannya. Dia bebas membuat apapun yang penting bahan dasarnya dari bahan bekas salah satunya bekas bungkus kopiko, top kopi maupun bungkus sarimi.

Dari kegiatan ini mereka dapat menentukan kreatifitasnya dengan membuat bermacam-macam karya misalnya ada yang membuat tas, dompet, gantungan kunci, dan lain-lain.

Bapak dan Ibu, kegiatan mendaur ulang sampah yang tidak berguna untuk dijadikan barang yang bernilai lebih secara tidak langsung menciptakan lingkungan yang ramah.

Menjaga ekosistem alam dengan cara peduli lingkungan menjadi faktor utama agar alam tetap harmonis bagi penghuninya.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun