Bahkan mungkin sebagian orangtua tidak tahu atau tidak mau tahu, apa saja yang sudah dipelajari anaknya di sekolah, "Halah Bu, mboten nate ngurusi, sing penting dicepak i sangu, (disiapkan uang saku) beres". Ujar ibunya Leli saat saya tanya tentang anaknya.
Nah, melihat situasi dan kondisi seperti ini saya ikut prihatin, karena tidak ada kepedulian terhadap anak sama-sekali, atau jangan-jangan mereka beranggapan bahwa pendidikan sepenuhnya diserahkan guru, padahal anak-anak hanya 6-7 jam saja berada di sekolah.
Atau mereka lupa bahwa orangtua mempunyai tanggung jawab lebih besar, karena pendidikan anak seyogyanya adalah tanggung jawab orangtua.
Bentuk bantuan dan kolaborasi yang dibutuhkanÂ
Kita tentu masih ingat tentang Tri Pusat Pendidikan yang terdiri dari pendidikan sekolah yaitu guru, kepala sekolah dan murid, Pendidikan keluarga yaitu anak dan orangtua atau wali murid dan Pendidikan Masyarakat yaitu komite sekolah, organisasi profesi dan lingkungan masyrakat.
Tri pusat Pendidikan mempunyai peranan penting dalam pembentukan karakter, apalagi saat ini anak harus dibekali dengan program penguatan profil pelajara Pancasila. Guru sebaiknya melakukan kolaborasi dan kerja sama dengan orangtua murid agar hal-hal yang menjadi permasalahan pada anak segera terselesaikan.
Ada saatnya kita mengagendakan pertemuan secara berkala dengan orangtua melalui paguyupan kelas. dengan begitu guru bisa menyampaikan keresahannya terhadap anak saat ini. Mereka butuh perhatian dan sentuhan baik verbal maupun non verbal.
Sudahkan orangtua pernah memberikan waktu luang untuk berdiskusi bersama anak di rumah, atau hanya sekedar menanyakan apa saja yang telah dipelajari selama di sekolah, atau sekedar menanyakan adakah tugas hari ini di sekolah dan lain sebagainya.
Jika guru telah menunaikan tanggung jawabnya di sekolah maka saatnya orangtua membantu dan berperan aktif saat anak berada di rumah, sehingga ada hubungan simbiosis antara guru dan orangtua.
Apa kendala yang dihadapi
Selama ini sekolah telah banyak melakukan kolaborasi dengan orangtua. Mereka telah mendukung kegitan di sekolah namun baru sebatas kegiatan yang bersifat ekstrakurikuler atau kegiatan sekolah yang membutuhkan biaya.