Hanya saja nilai yang dari tugas-tugas di luar kelas, banyak yang kosong. Sebagai wali kelas saya harus mencari solusi untuk Aman. Setelah mengetahui latar belakang keluarga dan lingkungannya saya memberikan menyikapinya sebagai berikut.
Pertama, mencari tahu informasi tentang keluarga dan lingkungannya
Sebagai guru, peran kita menjadi orangtua bagi anak-anak di sekolah. Sebagai orangtua seharusnya memperhatikan anak-anak dengan kasih sayang. Mengutamakan kasih sayang sangat diperlukan sehingga antara siswa dan guru tumbuh rasa saling menghormati, menghargai, dan saling memiliki.
Jika kasih sayang sudah terjalin, saat menghadapi anak yang menjengkelkan sekalipun, kita akan mencari tahu terlebih dahulu mengapa anak tersebut berulah. Bukan menjustice anak nakal atau mbeling. Sebaiknya mencari informasi terlebih dahulu penyebab anak tersebut berbuat seperti itu.
Seperti ilustrasi di atas, Aman setiap kali ada tugas sering tidak mengerjakan, sebagai guru saya merasa disepelekan, namun perasaan itu saya singkirkan, karena saya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Aman.
Selidik punya selidik ternyata Aman mempunyai latar belakang keluarga yang tidak utuh. Seperti ilustrasi di atas, sehingga saya bisa mengambil langkah yang baik bagi Aman.
Kedua, tetap memberikan tugas dengan rentang waktu yang berbeda dengan temannya
Walaupun sering tidak mengerjakan tugas, maka jangan sampai dibiarkan saja, namun tetap beri perhatian. Jika ada pembiaran nanti justru tidak peduli, sebaiknya tugas tetap diberikan namun berbeda dengan teman-temannya.
Saya memberikan tugas yang tidak sama dengan waktu yang berbeda. Jika teman-teman Aman batas pengumpulan satu kali pertemuan saja, namun untuk Aman saya memberikan tugas dua kali pertemuan baru mengumpulkan.Â
Hal ini supaya Aman bisa membagi waktu antara belajar dan membantu ibunya di rumah. Namun demikian tugas yang diberikan tidak sama, supaya tidak meniru temannya.
Ketiga, memberikan motivasi supaya semangat dalam belajar