"Aman, kalau di rumah kamu suka nongkrong kayak gini ya," tanyaku spontan.
Wah, boro-boro nongkrong Bu, Saya kalau di rumah, sore hari harus ngarit Bu, untuk sapinya Mamak."
"Kalau malam hari belajar gak," tanyaku kemudian
"Bagaimana mau belajar Bu, ikut bantu mamak di warung kopi."
"Memangnya kamu bisa buat kopi."
"Kalau itu, sangat mudah Bu, kopi yang sasetan tinggal buka tuang di gelas dan aduk dengan air panas, beres Bu," Saya manggut-manggut saja mendengar Aman menceritakan dirinya dan keluarganya.
Menurut cerita Aman, bapaknya meninggalkan ibunya saat dia masih TK, sehingga mamaknya banting tulang untuk membiayai dia dan dua saudaranya. Kakak perempuannya kelas 9 dan adiknya masih duduk di Taman Kanak-Kanak.
"Pantesan Aman gak pernah mengerjakan PR," bisikku dalam hati.
Dari cerita Aman saya bisa menyimpulkan bahwa kondisi Aman yang kompleks itulah menjadikan dia malas belajar karena mungkin dia lelah, dan kurang minat belajar.
Namun demikian sebagai guru saya harus bisa memotivasi Aman supaya tidak ketinggalan dengan teman-temannya. Aman memang termasuk dengan prestasi yang sedang, tidak menonjol dalam beberapa mata pelajaran, namun juga tidak tertinggal dengan siswa lain.