Sembada adalah Akronim dari Semarak Penulisan dan Pembacaan Legenda. Salah satu kegiatan literasi yang diusung oleh IGPT ( Ikatan Guru Penulis Kabupten Tuban).Â
Kegiatan ini merupakan  kegiatan literasi yang bertujuan memecahkan Rekor MURI dalam pembacaan legenda terbanyak oleh penulis terbanyak di Indonesia.
Rangkaian kegiatan sembada ini dimulai dengan penulisan legenda se-Kabupaten Tuban. Â Pertama-tama dengan membentuk koordinator dari masing-masing kecamatan. Setiap Kecamatan wajib mengumpulkan minimal 20 karya tulis yang bertemakan legenda dari 20 penulis.
Alhamdulillah dari masing-masing kecamatan  bisa terkumpul lebih dari 20 penulis, seperti di Kecamatan Singgahan ada 24 penulis yang berasal dari 24 sekolah dan komunitas.Â
Untuk memudahkannya, setiap lembaga harus menyetorkan satu karya tulis. Dari naskah yang terkumpul akan diterbitkan menjadi buku antologi.
Suatu usaha yang layak mendapatkan apresiasi dari semua pihak utamanya dari pemerintah Kabupaten Tuban dalam hal ini Bupati Tuban dan Dinas Pendidikan bahwa kegiatan yang diprakarsai oleh ketua IGPT Ibu Sriyatni, M.Pd. akan menjadi sejarah yang membanggakan yang menjadi pembaharu perkembangan literasi masa depan di Kabupaten Tuban.
Tanggal 2 November 2023 adalah hari di mana pelaksanaan pembacaan legenda se-Kabupaten Tuban disiarkan langsung melalui live streaming you tube yang disaksikan  tim rekor Muri Indonesia.  Setiap penulis membacakan karya yang sudah ditulisnya sendiri. Dengan semangat dan penuh hikmad mereka membaca dengan gaya bahasa dan penampilan yang memukau.
Sebagai koordinator Kecamatan Singgahan kami beserta panitia mencari tempat yang nyaman dan menarik serta mempunyai keunikan sehingga dapat mengangkat budaya yang menjadi icon Kecamatan Singgahan yaitu Air Terjun Nglirip dimana tempat ini menjadi destinasi wisata yang sudah terkenal dan menjadi tujuan wisata domestik di sekitar wilayah Tuban. Â
Sebenarnya kegiatan sembada ini bertempat di seluruh pendopo masing-masing Kecamatan, namun sengaja kami memilih tempat wisata Air Terjun Nglirip sebagai promosi sekaligus mengangkat budaya dan tempat destinasi wisata yang menjadi kebanggaan Kecamatan Singgahan.
Camat Singgahan Bapak Cahyadi  Wibowo meyampaikan dalam sambutannya bahwa kegiatan sembada ini adalah kegiatan yang bernilai positif yang bisa menjadi sejarah untuk generasi masa depan, bahwa telah ada karya yang ditulis menjadi cerita legenda yang akan dinikmati oleh anak cucu nanti.
Selain itu hadir pula ketua K3S (Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah), Bapak Najib, S.Pd menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk peningkatan literasi, jika dahulu literasi hanya sebatas membaca, namun kali ini literasi difokuskan pada kegiatan menulis, tentu selangkah lebih maju dalam dunia literasi.
Seperti yang kita tahu bahwa selama ini cerita legenda hanya diceritakan dari mulut ke mulut oleh orang tua zaman dahulu sebagai penghantar tidur.Â
Sehingga bisa saja hilang dengan sendirinya, namun kali ini sudah berhasil dituliskan oleh bapak dan ibu guru menjadi sebuah karya yang siap dibukukan menjadi buku antologi sehingga tidak akan hilang di telan zaman.
Dalam kesempatan tersebut kami mengundang seluruh kepala sekolah juga kepala desa se Kecamatan Singgahan.Â
Dengan harapan mereka menyaksikan pembacaan cerita legenda yang diambil dari daerah sekitar yang menjadi wilayah desa utamanya di lingkungan Singgahan.
Ada 24 judul cerita yang berhasil dituliskan oleh penulis Kecamatan Singgahan antara lain : Air Hangat Desa Siderejo (Lelia fariha), Jadugnya Mbah Rojan (Nurma Ana Safitri, Syeh Ahmad Mutamakin Dibuang Jin Saat Pulang  Meguru (Afuah), Pernak Pernik Desa Tanggir (M. Iqbal Fikri Al fanani),  Keramatnya Bumi Tunggon di Didusun Trembul (Khuriyatul Ainiyah), Asmara Berdarah Mbah Buyut Talang(Suroso), Kanjeng Sayyid Abdul Jabbar(Gianto), Cinta Membara Putri Nglirip Pada Sang Pengembara (Lutfi Anggi Prayoga).
Selain judul di atas masih banyak lagi judul cerita yang melegenda yang dituturkan masyarakat secara turun temurun antara lain: Asal usul Desa Saringembat (Ahmd Rusdi), Putri Tinumpuk (Siti Syafiatin), Misteri Sang Pengembara Berkuda (r.Suryati Hendri Lestari) , Sekele (Siti Zahrotul Afidah), Air terjun Nglirip Legenda dan Mitosnya (Eko Purwanto), Penemuan makam Syeh Abddurrahman Ki Ageng Lelono (Trias Ema Retiana), Uniknya Tradisi Pertanian Desa Binangun (Genduk Fitriani), Menguak Tabir Di Balik Manganan Dongbunder (Ulvatun nada'),
Cerita legenda yang berhasil ditulis ini akan menjadi buku antologi pertama bagi teman-teman penulis. Selain judul di atas masih banyak lagi cerita yang patut disimak anatara lain: Mengulik Kisah di Balik Jalan Songonolo(Muhammada widodo Prastyo), Cinta Terlarang Desa Mergosari dan Desa Mulyorejo (Ika Novita Ningrum), Keunikan Manganan Desa Saringembat (Asih Tutut Rahayu), Berkah Ajian Walirang Joko Gimbal Dusun Nganget(Eka Teana Afrilia), Sang Penakluk Harimau Sakti( Ani), Misteri Sumber Klompok(Ya' sum Shodik) dan Santri Keramat di Serut Sewu Tunggulrejo (Bang Acid).
Bapak dan Ibu, kegiatan sembada memang pantas diapresiasi oleh semua pihak karena kegiatan ini sangat bermanfaat salah satunya menumbuhkan kegiatan menulis di kalangan para guru, Hal ini menjadi pengalaman pertama bagi penulis pemula.
Tentu berharap karya ini akan akan berkesinambungan dan  berkelanjutan sehingga mereka akan menghasilkan banyak karya yang bisa menambah hazanah peningkatan literasi di kabupaten Tuban.
Salam literasi, salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H