Setiap satuan pendidikan memberikan kebebasan beragama bagi penganutnya. Setiap murid diberikan keleluasaan untuk menjalankan serangkaian ibadah menurut agamanya masing-masing. Misalnya saat mata Pelajaran Agama, maka sekolah menyiapkan guru agama, dan memberikan materi sesuai keyakinannya.
Profil pelajar Pancasila dapat dibangun melalui kegiatan keseharian dari setiap murid, melalui budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler
Namun demikian di samping penerapannya masuk dalam kegiatan keseharian murid, secara spesifik P5 juga harus diterapkan dengan modul ajar yang harus disiapkan guru. Seperti apakah persiapan guru, di bawah ini hal-hal yang harus disiapkan guru saat melakukan kegiatan P5 antara lain:
Satu, mengatur pengelolaan jam pelajaran dan kolaborasi.
Dalam P5 ada alokasi waktu tersendiri, guru bisa menghitung berapa jam pelajaran dalam satu minggu. Jika sudah ketemu guru bisa memilih dan menentukan kapan pelaksanaan P5. Bisa menentukan hari dan alokasi waktunya.
Penting juga melakukan kolaborasi dengan rekan guru dari kelas lain, misalnya fase A (kelas 1 dan 2), fase B (kelas 3 dan 4) dan fase C( kelas 5 dan 6). Seperti saat ini saya berkolaborasi dengan rekan guru untuk menentukan kegiatan P5 yang sudah saya musyawarahkan bersama.
Pada P5 kali ini, sekolah kami akan mengangkat tentang pembuatan anyaman dari bahan bekas yang ramah lingkungan. P5 ini kami laksanakan di semua jenjang berdasarkan fase, dan berkolaborasi dengan semua guru di satuan pendidikan, termasuk guru agama maupun guru penjaskes.
Dua, mengatur sistem perencanaan hingga penilaian
Perencanaan dan penilaian adalah satu kesatuan yang tidak boleh ditinggalkan oleh guru. Perencanaan bisa dibuat dalam bentuk modul ajar sehingga lebih terperinci. Mulai dari tujuan, indikator penilaian juga hasil dan karakter yang diharapkan.
Penilaian juga menjadi prioritas dari hasil pembelajaran, baik itu penilaian sikap maupun karakter yang diharapkan dari kegiatan ini.