Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Aktivitas Petani, Tunggu Manuk Menjelang Panen

18 Oktober 2023   20:49 Diperbarui: 20 Oktober 2023   17:21 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis saat membentangkan jaring-jaring burung di sawah. Dokpri

Penen merupakan masa yang ditunggu para petani, hal yang membahagiakan setelah menunggu beberapa masa. Setelah merawat selama kurang lebih 120 hari, baru terbayarkan jerih payahnya. Mulai menyemai bibit, menanam, memupuk, mengairi sawah hingga tumbuh padi yang subur.

Semua dilaluinya dengan giat dan penuh harap nantinya akan memanen dengan biji padi yang baik dan berkuatlitas. Tumbuhnya padi yang berisi dan menguning menjadi angin segar bagi petani. Harapan untuk memenuhi kebutuhan yang ditangguhkan karena menunggu hasil panen sudah ada di depan mata.

Namun harapan untuk memanen padi tersebut terkendala, karena bukan hanya pemilik sawah yang ingin memenen padinya namun mereka pesawat kecil yang beterbangan di udara juga menginginkan padi para petani tersebut. Sikap geram para petani karena ingin memanen secara utuh namun masih saja ada hama yang mengusik ketenangan para petani tersebut.

Di daerah saya tepatnya di Desa Mulyorejo Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban Jawa Timur, sudah dua minggu ini petani disibukkan oleh burung-burung yang bertebaran di sawah. Burung-burung itu keluar di pagi hari untuk mencari makananan favoritnya adalah padi yang hampir saja dipanen.

Sehingga mengharuskan para petani berusaha memonopoli hasil panen supaya menjadi miliknya penuh. Banyak usaha dan ihtiyar yang dilakukannya agar panen yang menjadi jatahnya itu tidak diserobot oleh mahluk lain salah satuny, burung.

Bu Hasan contohnya, sebenarnya setiap pagi dia mempunyai kebiasaan jogging pagi. Namun saat ini dia harus menunggu sawahnya dari amukan burung yang kelaparan mencari makan. Bu Hasan tidak sendirian hampir semua penduduk yang mempunyai sawah minggu-minggu ini disibukkan untuk tunggu manuk di sawah masing-masing.

Biasanya mereka berangkat pukul 05.00 WIB hingga pukul  jam 09.00 WIB. Jam-jam itu biasanya burung mencari makan, nanti akan pulang disiang hari dan Kembali ke sawah lagi pukul 16.00 hingga menjelang maghrib. Tunggu manuk menjadi pekerjaan wajib yang harus di agendakan petani saat ini, jika tidak dilakukan, mungkin harapan panen sangat tipis karena padi habis dimakan manuk(burung.Jw).

Tentu burung itu jumlahnya ribuhan, berputar-putar di lahan persawahan kemudian hinggap dari satu tangkai ke tangkai lainnya untuk makan padi di sawah. Keluhan petani semakin menjadi saat mengetahui burung-burung itu sulit dihalau.

Untuk menanggulangi keresahan para petani tersebut ada beberapa upaya yang dilakukan :

Gambar orang-orangan sawah untuk menghalau burung . Dokpri
Gambar orang-orangan sawah untuk menghalau burung . Dokpri

Satu, membuat orang-orangan di sawah.

Untuk mengelabuhi burung-burung itu, para petani mempunyai cara dengan membuat orang-orangan di sawah. Caranya, mencari bambu atau kayu yang dibentuk silang tegak lurus, kemudian di didandani atau diberi baju sedemikian rupa supaya tampak seperti orang beneran.

Kemudian ditancapkan di area persawahan berdiri tegak di beberapa titik, sehingga nampak seperti orang yang sedang berdiri di tengah-tengah sawah.

Dua, mengaitkan kantong plastik berwarna

Selain orang-orangan sawah ada juga yang membuat cara lain agar burung itu takut dan tidak menghinggap di tanaman padi yaitu dengan cara menyiapkan beberapa kantong plastic kresek yang berwarna.

Misalnya warna hitam, putih dan merah. Kantong plastik tersebut diikat memanjang di atas tali. Tali tersebut dikaitkan dengan kayu, direntangkan di sepanjang sawah sebanyak mungkin jika kayu di gerakkan oleh pemilik sawah maka kantong plastic tersebut akan bergoyang-goyang.

Saat burung mengetahui kantong plastic bergerak burungpun takut dan terbang menjauh.

Kantong pkastik yang dikaitkan dengan tongkat dan tali. Dokumen pribadi
Kantong pkastik yang dikaitkan dengan tongkat dan tali. Dokumen pribadi

Tiga, memasang pita plastik

Pita plastik berwarna hitam putih yang lebarnya 2 cm dan panjangnya sesuai selera dapat diikatkan di tongkat yang sengaja dipasang di pinggir, tengah dan hampir semua area sawah. Pita ini jika terkena hembusan angin akan berkelebat-kelebat.

Burung yang tadinya hinggap di dahan padi akan terbang jika mengetahui pita-pita tersebut disapu angin.   

Ketiga, menutupnya dengan jaring.

Ada pilihan yang paling aman, tetapi mahal  yaitu  dengan memasang jaring-jaring burung. Jaring ini seperti jaring ikan, namun lebih lembut dan lentur. Jaring ini sangat lebar bisa seukuran lebarnya sawah. Di toko-toko banyak yang menyediakan.

Jaring ini di pasang di atas tanaman padi seluas dan sepanjang sawah yang dimiliki petani. Memang perlu biaya yang tidak sedikit, namun pemilik sawah lebih aman dan santai karena burung-burung tidak bisa mematuk padi karena terhalang oleh jaring.

Tampak jaring-jaring burung di atas area sawah.Dokpri
Tampak jaring-jaring burung di atas area sawah.Dokpri

Kelima, memasang kincir angin

Pemilik sawah bisa memasang kincir angin yang dimodifikasi agar bersuara keras. Mereka biasa menggunakan kaleng bekas. Kincir angin dipasang dengan kaleng sehingga saat angin berhembus kencang, kincir akan berbunyi keras dan burungpun segera terbang mendengar suara yang berisik.  

Dari kelima upaya tersebut di atas, masih ada cara, namun membutuhkan tenaga ekstra pemilik sawah, yaitu dengan menungguinya sepanjang pagi dan sore sambil berlari-lari dan bersuara meneriaki burung saat hinggap di atas padi.Huzz... Huzz... sambil berlari-lari kecil dan melambaikan tangan mengusir burung-burung tersebut.

Bapak dan Ibu, maksud hati ingin panen dengan harga gabah yang melambung tinggi namun apa daya menjelang panen justru burunglah yang memanen duluan. "Apapun yang terjadi tetaplah bersyukur, wahai saudaraku, karena Tuhan yang mengatur semua mahluk yang ada dibumi termasuk burung-burung pemakan padi, yakinlah bahwa rezeki sudah ada jatahnya", sapaku pada tetangga sebelah.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun