Pertama, mengenalkan IT kepada murid
Lain ladang, lain belalang. Begitulah ungkapan yang tidak sama bagi setiap daerah dengan letak geografis yang berbeda.Â
Sebagian besar anak-anak yang berada di kota mungkin tidak asing lagi dengan komputer atau laptop. Karena mungkin diantara anggota keluarganya ada yang memilikinya.
Atau mungkin di sekolah sudah mempunyai fasilitas yang lengkap, bahkan mungkin pembelajarannya sudah menggunakan IT. Namun bagi kami yang berada di desa, terkadang sebagian mereka tidak mempunyai ponsel.
Sebelum pelaksanaan simulasi, terlebih dulu saya menyiapkan laptop milik saya dan beberapa rekan guru. Secara bergantian anak-anak mulai belajar mengetik namanya sendiri-sendiri. Ini adalah pengalaman pertama bagi mereka  memegang mouse atau keyboard. Secara aktif dan penuh semangat mereka latihan menulis di laptop.
Kedua, berlatih memahami literasi
Sebagai pengalaman sebelumnya, bahwa soal-soal literasi narasinya panjang, sehingga membutuhkan pemahaman yang ekstra hati-hati. Sebenarnya isi dari literasi adalah hal-hal yang ringan, namun perlu pemahaman yang jlimet.
Misalnya dituliskan bacaan tentang jenis-jenis buah-buahan yang akan dijadikan bahan jus. Di situ diminta untuk mengidentifikasi bahan apa saja yang dikupas, dibelah atau dibersihkan. Nah, di situlah murid diharapkan mampu memahami dengan jeli bacaan tersebut.Â
Ketiga, berlatih memahami numerasi
Dalam soal numerasi, bapak ibu guru bisa berlatih dengan soal-soal yang bisa diunduh di google atau di guru belajar.id. Semua contoh-contoh soal sudah disediakan tinggal kita para guru menyampaikannya pada anak-anak.
Seperti soal literasi, jenis soal numerasi juga sama. Kita disuguhkan narasi yang panjang, diharapkan anak bisa memahami soal dengan bilangan matematika.