Maka seperti itulah jika takdir kematian itu datang, Tak ada yang bisa menolaknya pun tak ada bisa yang menundanya.
"Tiap-tiap umat mempunyai ajal (batas waktu), maka apabila telah datang ajalnya mereka tidak dapat mengundurnya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya". (Q.S. Al A'raf ayat 34)
Saya yang menungguinya saat di UGD tidak tahu kapan nyawa itu diambil. Benar apa yang dikatakan Mbah Uti bahwa "Orang yang akan meninggal itu ora kroso"
Andai saja suami tahu akan meninggal, tentu ada pesan khusus buatku, juga buat anak-anak. La wong berangkat kantor dengan keadaan sehat dan bugar namun tiga jam kemudian kembali ke rumah dengan keadaan tak bernyawa. Siapa yang menyangka kejadiannya secepat itu.
Ya Alloh semoga orang-orang yang terkasih suami juga mbah Uti, yang engkau panggil saat ini, berilah maghfirah, kelapangan kuburnya, meninggal dengan gelar husnul khotimah dan hadiahkan surga baginya.
Semoga kami keluarga yang ditinggalkan, Engkau beri ketetapan iman, keikhlasan dan kesabaran. Jika takdir menjadi jatah hambanya, maka tawakal dan ikhlas adalah keharusan. Baru dua tahun suami meninggal hari ini ibu mertua menyusulnya.
Sebenarnya banyak hal yang menjadi pelajaran bagi kita yang masih hidup, bahwa kematian pasti akan datang. Maka sebaiknya kita punya bekal untuk dibawa ke alam baka, salah satunya adalah amal salih. Hanya dengan amal salih yang bisa menemani gelapnya liang lahat.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H