Selain siswa baru, MPLS bisa digunakan untuk mengkondisikan kelas baru, mulai mengenalkan wali kelas baru juga mengatur tempat duduk, memilih ketua kelas dan pengurus kelas yang baru.Â
Bagi orang tua, saat pertama kali mengantarkan putra-putrinya sekolah harus juga dengan semangat yang baru, memberikan motivasi untuk belajar yang lebih sungguh-sungguh agar apa yang mereka cita-citakan tercapai.
Ketiga, menyerahkan tanggungjawab kepada guru saat anak berada di sekolah
Bapak dan ibu, penting bagi kita untuk mendampingi anak saat pertama kali masuk sekolah. Namun saat anak sudah berada di sekolah atau di kelas adalah tanggung jawab guru. Anak tidak perlu ditunggui saat berada di dalam kelas. Hal ini justru akan menghambat perkembangan mental anak. Anak akan tergantung dengan bundanya.
Beberapa kali masih saya temui saat anak pertama masuk sekolah bunda atau neneknya selalu menungguinya hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Zidan (bukan nama sebenarnya) saat ini sudah kelas dua, namun neneknya masih menungguinya diemperan kelas. Di awal masuk neneknya selalu menungguinya di dalam kelas hingga usai pelajaran.
Sebenarnya Zidan anaknya aktif dan mudah bergaul namun karena neneknya selalu melindunginya saat bermain dengan teman sebanyanya hingga saat ini Zidan tergantung pada neneknya. Saat bermain dan menangis maka neneknyalah yang menjadi pahlawan dan pembela Zidan.
Sudah kesekian kalinya kami guru kelas juga kepala sekolah menyampaiakn untuk tidak menunggui Zidan, karena sebenarnya Zidan sudah mulai tumbuh menjadi anak yang mandiri dan pemberani, namun begitu neneknya masih saja bandel hawatir cucunya bertengkar dengan temannya.
Sehingga justru Zidan menjadi anak yang cengeng dan bandel karena setiap ada masalah dengan temannya neneknyalah yang akan menjadi pembelanya.
Bapak ibu, orang tua memang berkewajiban mendidik anak, namun saat di sekolah gurulah yang menjadi pengganti orang tua, biarkan anak tumbuh sesuai dengan kodrat zaman dan kodrat alamnya, sehingga lambat laun akan tumbuh potensi yang dimilikinya. Di saat itulah guru akan menebali karakter yang melekat pada dirinya.
Bersamaan dengan itu tumbuhlah mereka menjadi pribadi-pribadi yang yang berkarakter sesuai profil pelajar Pancasila yaitu, beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berahlak mulia, mandiri, bergotong royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif.