Sebagai pengalaman, saya melakukan kesepakatan dengan anak. Kapan waktunya bermain HP. Ada jam-jam tertentu yang saya perbolehkan main game dan ada waktu yang saya larang.
Pagi hari pada pukul 08.00-09.00 WIB, anak saya beri kesempatan untuk browsing permaian yang dia suka. Setelah mendapatkannya maka Hp saya tarik Kembali. Dia sudah mengantongi satu permainan yang akan dia lakukan, sambil mendampingi anak memilih permainan, kita juga mengarahkan mana permainan yang tidak membahayakan bagi anak.
Siang harinya istirahat, saat sore hari anak akan bermain HP lagi dengan durasi waktu yang sama misalnya pada pukul 15.00-16.00 WIB.Â
Pada malam hari setelah maghrib adalah waktu untuk mengaji maka saya melarang anak untuk bermain gadget.
Kedua, menciptakan permainanÂ
Saya memberikan alternatif permainan yang diadopsi dari youtube. Saya beri kebebasan untuk menciptakan permainan yang ia suka dan ia bisa melakukannya. Misalnya membuat pola-pola permaian paper yang dia buat sendiri, bisa dimainkan sendiri atau dengan temannya. Karena asyiknya bermain sehingga dia lupa HP, bahkan dia menyenangi permaianan yang dia buat sendiri.Â
Ketiga, menyediakan buku cerita bergambar
Apakah selama liburan anak juga harus belajar? Namanya juga hari libur, tentu anak akan protes saat kita menyuruhnya belajar, cukup sediakan buku-buku cerita yang berhikmah, itupun tidak usah memaksa mereka untuk membacanya.
Kita cukup menyediakan buku-buku bergambar yang menarik, tentu pertama kali akan tertarik dengan gambarnya, Setelah tahu gambarnya menarik dengan sendirinya dia akan membacanya.
Nah, sekarang liburan tinggal beberapa hari lagi tentu kebiasaan-kebiasaan santai yang setiap hari dilakukan sudah harus ditinggalkan dan akan melakukan aktifitas belajar lagi.Â