Kodrat alam dan kodrat zaman
Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa pendidikan anak berkaitan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan 'sifat' dan 'bentuk' lingkungan di mana anak berada, sedang kodrat zaman berkaitan denga 'isi' dan 'irama' di mana anak berada pada zaman yang berbeda.
KHD menyampaikan pemahaman pendidikan yang berkaitan dengan kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut : "Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun kemasyarakatan, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan baik alam maupun zaman. Sementara itu segala bentuk isi dan wirama hidup dan penghidupannya hendaklah selalu disesuaikan dengan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan"( Ki Hajar Dewantara. 2009, hal 21)
Dari pemahaman di atas KHD mengingatkan kepada kita sebagai pendidik hendaklah menuntun anak mencapaik kodrat zaman dan alamnya. Jika melihat dari kodrat zaman tentu pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan ketrampilan IT. Anak harus melek digital karena tuntutan zaman yang semakin global maka pendidik hendaklah memberikan wawasan sesuai dengan tuntutan zaman.
Namun demikian KHD juga mengingatkan untuk tetap waspada terhadap pengaruh luar yang sudah menjadi satu kesatuan dengan perspektif global. Hendaklah mengutamakan dengan kearifan lokal yang menjadi budaya adat timur.
Untuk itu penting kiranya sebagai pendidik mengutamakan muatan atau konten pengetahuan yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan  dan sosial budaya yang ada di Indonesia.
Sedangkan kodrat alam yang dimaksud adalah bahwa anak yang terlahir di Indonesia bagian timur tentu memiliki karakter yang berbeda dengan murid di Indonesia bagian tengah, untuk itu guru dituntut bisa menjadi pamong yang bisa menfasilitasi dan menuntun mereka, menebalkan karakter murid sehingga mereka menjadi generasi yang berkarakter. Â
Budi PekertiÂ
Menurut Ki Hajar Dewantara budi pekerti atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan cipta (kognitif), karsa (afektif) sehingga tercipta karya (psikomotorik).
KHD juga menjelaskan bahwa keluarga menjadi tempat utama yang paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter bagi anak. Keluarga juga menjadi ruang belajar bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan dan pelajaran dari orang tua.