Mereka mempercayai dengan penuh keyakinan bahwa bulan yang mulia ini dibukakan pintu  maghfirah atau ampunan juga dilipatgandakan pahala bagi orang -orang yang mengerjakan kebajikan.
Bagi kami memaknai idul fitri masih sebatas meluapkan perasaan senang dan gembira. Karena Hari Raya Idul Fitri ini kita kembali pada fitrah atau suci setelah satu bulan penuh menahan dan mengekang hawa nafsu untuk mensucikan diri sebagai pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Mungkin  alasan yang kronis bahwa kesibukan menjadi momok yang dianggap menjadi penyebab saat kita tidak menikmati indahnya bulan yang penuh keberkahan ini.  Di akhir Ramadhan tiba-tiba saja ada perasaan menyesal kok Ramadlan berlalu begitu saja ya.
Jika saat Ramadlan kita berusaha melaksanakan ibadah wajib dan sunah, penuh keprihatinan dan menjaga perbuatan-perbuatan dari kemunkaran, layaknya kawah candradimuka maka hasilnya akan kita rasakan saat  Hari Raya Idul Fitri tiba.
Fitri artinya suci, maka seperti apakah kesucian yang kita dapatkan? Apakah kita masih suka bergosip ria sepanjang waktu? atau kita masih tidak peduli dengan tetangga atau orang lain yang membutuhkan pertolongan?
Ataukah kita masih seperti dulu dalam bersikap, masih temperamen, gampang emosi, gampang berprasangka buruk pada orang lain.
Semuanya bermuara pada ihlasnya niat saat melaksanakan ibadah puasa di Bulan Ramadlan. Â Karena sesungguhnya hikmah dan menivestasi dari puasa Ramadlan sendiri adalah menjadikan kita orang-orang yang bertaqwa.
Seperti yang terdapat dalam Alqur'an surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya : "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa".
Dari ayat di atas bisa dipahami bahwa hikmah dari puasa di Bulan Ramadlan adalah agar menambah ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Seperti apa kita  bisa merasakan hikmah tersebut, dimulainya bulan Bulan Syawal sebagai bulan peningkatan.
Bagaimana kita meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, bagaimana kita menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Inilah sesungguhnya cermin yang bisa kita jadikan tolok ukur saat kita menjalankan puasa di Bulan Ramadlan.