Dalam rangka memperkaya hasanah literasi dunia pendidikan di Kabupaten Tuban, Â Ikatan Guru Penulis Tuban yang diketuai Sriyatni, M.Pd. mengadakan safari literasi.
Tujuan pertama safari ini bersilaturrahmi sekaligus Study literasi tentang penyuntingan naskah buku dan Uji Kompetensi Bahasa Indonesia (UKBH) di Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur . Tujuan kedua mengunjungi kantor koran Bhirawa Surabaya.
Berangkat dari Tuban pada pukul 06.00 WIB mundur 1 jam dari agenda yang direncanakan, namun tidak mengurangi semangat teman-teman IGPT untuk ngudi kawruh di Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur.
Kegiatan yang diikuti 35 guru dari berbagai wilayah Kabupaten Tuban pada satuan pendidikan baik TK, SD, SMP, dan SMA Â itu berlangsung kemarin Hari Rabu, tanggal 31 Januari 2023. Tujuan pertama rombongan menuju ke Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur.
Tiba di sana tepat pada pukul 11.20  WIB, setelah beberapa kali harus putar balik mencari alamat dan lokasi, tepatnya di  Jalan Gebang  Putih No 10 Keputih Sukolila Surabaya. Kedatangan  rombongan diterima ramah oleh tim Balai Bahasa Jawa Timur.
Dalam sambutannya yang diwakili Pembina IGPT Dr. H. Sariban M.Pd. menyampaikan ucapan terima kasih telah diterima di Balai Bahasa ini dengan baik. Selanjutnya  Cak Sarib, biasa kami memanggil  juga menyampaikan tentang kegiatan dan prestasi yang selama ini diraih IGPT.
Sudah banyak karya yang telah dihasilkan oleh IGPT salah satunya menerbitkan buku antologi dari komunitas ini. Pada kesempatan itu pula Ketua IGPT Sriyatni, M.Pd. juga memberikan kenang-kenangan lima buku hasil produk dari IGPT.
Pada kesempatan yang sama Cak Syarib menyampaikan, Setelah silaturrahmi ini  diharapkan ada kerja sama yang baik antara Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur dengan Dinas Pendidikan juga Pemkab Kabupaten Tuban melalui IGPT.
Selain itu Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Dr. Hj. Umi Kulsum, M.pd. juga menyampaikan bahwa kehadiran IGPT merupakan langkah awal yang baik dalam rangka menjalin silaturrahmi dan kerja sama dalam mengembangkan budaya literasi dan kebahasaan yang tertib dan disiplin.
Beliau juga menyampaikan ada banyak kegiatan yang menjadi program Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, program ini diharapkan dapat diikuti satuan pendidikan seluruh kabupaten di Jawa Timur termasuk Tuban. Salah satunya mengikuti Uji Kompetensi Bahasa Indonesia yang diikuti oleh siswa tingkat SD, SMP, SMA maupun guru.
Pada kesempatan itu pula di paparkan materi tentang penyuntingan naskah buku yang disampaiak oleh Bu Dian. Banyak pelajaran yang kami dapatkan di sana, terbukti banyak dari kami yang mengajuan pertanyaan terkait penulisan kata dan bahasa yang benar sesuai dengan KBBI.
Secara gamblang pemateri menyampaikan tentang hal-hal yang secara umum dilakukan oleh masyarakat baik akademis maupun pemerintahan. Salah satunya tentang penulisan undangan yang benar. Juga menyampaikan tentang peluruhan kata dan lain-lain.
Setelah dua jam kami menyimak materi penyuntingan naskah, tepat pukul 14.00 WIB acara di tutup. Kami rombongan meneruskan perjalanan dengan tujuan kedua yaitu berkunjung ke kantor Koran Bhirawa Surabaya.
Di sana kami sharing sekaligus bertanya jawab terkait bagaimana kami bisa menulis artikel atau opini yang bisa dimuat di koran atau majalah. Pimpinan Redaksi( Pimred) Harian Bhirawa Wawan Triyanto menyampaiakn bahwa basic dari Koran Bhirawa ini adalah pemerintahan dan kebijakan politik.
Sehingga jika ingin melayangkan artikel terlebih dulu harus tahu yang menjadi ciri khas dari sebuah surat kabar, apakah olah raga, pendidikan, atau issue-issue politik yang sedang marak.
Jika sudah mengetahui karakteristis dari surat kabar maka kita bisa melayangkan jenis artikel tersebut. Jika sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka redaktur akan menerimanya.  Menurut Wawan, hal-hal yang harus diketahui  dalam menulis artikel ke media masaa  antara lain :
Satu, tulislah sesuai dengan fakta.
Mengirim sebuah tulisan pada surat kabar harus berdasarkan fakta atau kejadian yang nyata. bukan hoax atau berita yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Harus adil atau balance melihat sebuah fakta, mencari informasi yang seimbang dan tidak berat sebelah.
Kedua, mengetahiu tata cara menulis yang baik dan benar.
Dalam dunia menulis tentu banyak aturan yang harus dipahami. Salah satunya bagaimana menulis sesuai dengan KBBI. Memakai bahasa yang mudah dipahami, tidak saklek atau kasar.
Ketiga, jika menulis opini sebaiknya berdasarkan latar belakang profesi.
Opini adalah sebuah pendapat dan pandangan seseorang terhadap suatu masalah. Sehingga opini persepektif. Misalnya opini tentang kebijakan pendidikan ditulis oleh tokoh-tokoh pendidikan,  atau jika dunia kelautan  ditulis oleh tokoh-tokoh yang berkecimpung dalam dunia kemaritiman dan sebagainya.
Karena berupa pendapat maka bisa saja sebuah opini dipandang berbeda dengan yang lain. Namun demikian tentu semua harus didukung dengan fakta yang harus dipertanggungjawabkan.
Keempat, tidak boleh menyinggung SARA.
Dalam menulis tidak boleh merugikan orang lain terlebih menyinggung suku, ras dan agama. Saat ini sudah ada undang-undang Informasi dan Transaksi  Elektronik (ITE) yang berlaku di Indonesia. Sehingga setiap tulisan harus dipertanggung jawabkan.
Bapak Ibu, selalu belajar dan tetap belajar menjadi bagian dari kami para penulis pemula yang tergabung dalam Ikatan Guru Penulis Tuban. Semoga safari literasi yang kami lakukan ini memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi kami.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H