Apa yang dilakukan Bu Nia terhadapat Teo merupakan konsekuensi. Disiplin dalam bentuk konsekuensi, sudah terencana atau sudah disepakati, sudah dibahas dan disetujui oleh murid dan guru. Umumnya bentuk-bentuk konsekuensi dibuat oleh pihak guru (sekolah), dan murid sudah mengetahui sebelumnya konsekuensi yang akan diterima bila ada pelanggaran.
Pada konsekuensi, murid tetap dibuat tidak nyaman untuk jangka waktu pendek. Konsekuensi biasanya diberikan berdasarkan suatu data yang umumnya dapat diukur.
Selain contoh di atas ada lagi kasus yang terjadi berikut ini. Bumi anak kelas 4. Setiap hari temannya dibuat resah karena dia selalu minta jajan dari teman-temannya. Anehnya jika ada teman yang tidak mau kasih jajan Bumi marah-marah. Ahirnya kejadian itu dilaporkan kepada wali kelas 4.
Wali kelas 4 Bu Habibah memanggil Bumi dan menanyakan, "Mengapa Bumi selalu minta jajan kepada teman-temannya?
"Itu barter Bu, kan kalau ada pekerjaan rumah mereka minta jawabannya, jadi saya yang mikir",
"O, jadi itu alasannya".
Ahirnya Bu Habibah mengumpulkan anak-anak yang dimintai jajan, mereka ditanya satu persatu "Apakah benar pernyataan Bumi jika kalian minta hasil jawaban jika ada pekerjaan rumah?'. Mereka terdiam dan menggangguk pelan. Dari situlah ahirnya Bu Habibah mencari solusi dari masalah tersebut.
Baik Bumi maupun teman-temannya diberi pengertian bahwa apa yang mereka lakukan melanggar kesepakatan kelas. Pertama setiap anak harus berlaku jujur, tidak boleh mencontek. semua pekerjaan rumah harusnya di kerjakan di rumah bukan mencari contekan pada temannya. Kedua, apa yang dilakukan Bumi juga tidak dibenarkan karena  meminta jajan dengan paksa, boleh jadi temannya keberatan memberikannya.
"Mulai sekarang kalian harus bisa menjaga kesepakatan kelas dengan melakukan budaya positif dan melakukan kebajikan universal diantaranya jujur, mandiri dan bertanggung jawab". Â Â Â
Apa yang dilakukan Bu Habibah termasuk dalam tindakan restitusi yaitu proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004).
Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid mencari solusi untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).