Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kupanjatkan Doa yang Terbaik

26 November 2022   09:39 Diperbarui: 26 November 2022   15:59 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ibadah Haji dan umroh adalah ibadah yang seluruh umat Islam ingin melakukannya. Namun demikian tidak semua umat musim mampu melakukannya. Karena keduanya membutuhkan syarat mampu. Baik mampir secara finansial maupun mampu secara fisik.

Dua ibadah ini memang membutuhkan kemampuan fisik yang prima. Ibadah yang tidak semua muslim mampu melakukannya karena terkait dengan panggilan Alloh SWT.

Banyak orang yang kaya mampu secara finansial namun belum terpanggil untuk melakukannya. Namun sebaliknya banyak orang yang secara finansial kurang mampu namun jika Alloh menghendaki maka Alloh beri kesempatan untuk menunaikannya
 
Misalnya berkesempatan menunaikan haji atau umroh karena diberikan hadiah dari orang-orang berhati murah seperti tetangga saya yang setiap tahun mengumrahkan para imam mushalla di lingkungan rumahnya.  

Kali ini saya akan berbagi cerita tentang pengalaman saya menunaikan ibadah umrah untuk pertama kalinya.

Alloh maha Kuasa atas hambanya, Alhamdulillah berkesempatan melaksanakan  ibadah umrah bersama ibu. Ini mungkin hadiah terbaik ibu yang mungkin selama ini bermimpi untuk bisa berziarah ke makam Rasulullah SAW.

Alhamdulillah melalui biro haji dan umroh saya mendaftarkan diri bersama ibu., Paket 16 hari berangkat tanggal 22 November sampai dengan tanggal 7 Desember 2022.  Dengan niat bismillah saya lalui tahapan demi tahapan mulai mencari paspor, faksin miningitis, juga mengikuti dua kali manasik umroh.

Pengalaman hari pertama berangkat dari Juanda Surabaya. Masuk dalam pesawat dibimbing berdoa naik kendaraan oleh petugas yang mungkin sudah menjadi  memimpin doa.


Berada di pesawat kurang lebih 10 jam membutuhkan kesabaran yang luar biasa, terutama bagi penumpang yang sudah sepuh termasuk ibu saya.

Mungkin jika mau 'sambat' akan mengatakan "Ya Alloh, kok lama banget ya, punggungku sudah pegel,capek dan pantat terasa panas",
Namun tak satupun kalimat itu keluar dari bibir para penumpang, mereka banyak melafadkan doa-doa, terutama banyak baca sholawat dan istighfar dengan harapan diberi keselamatan selama di dalam pesawat.

Maka benar sekali jika Alloh mensyaratkan Haji maupun umroh  dengan kalimat ' manistathoa' artinya mampu secara fisik dan finansialnya.

Setelah sepuluh jam kita lalui maka kita mendarat di bandara King Abdul Aziz. Setelah itu rombongan naik lagi bus yang telah menunggu untuk diantarkan menuju pemeriksaan paspor juga tas bawaan kita. Cukup lama mengantri karena beberapa kali mengecekan paspor dan tas bawaan kita.

Setelah selesai maka kita akan menuju madinah dengan Bis travel yang telah disewa dari pihak Biro.  Rasa lelah belum reda kita harus naik bis lagi selama empat jam menuju Madinah Munawaroh. Tempat dimana Nabi Ahiruszaman Rasulullah SAW
dimakamkan.

Alhamdulillah, kami rombongan tiba di hotel Manazil Al Falah dengan selamat.

Berbagi pengalaman untuk Kompassiana
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun