Hari ini tanggal 25 Oktober 2022, adalah momen yang membahagiakan bagi RT 02 Dusun Pandean Desa Mulyorejo Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban. Ada lomba kebersihan lingkungan antar RT yang digagas oleh Pemerintah Desa.
Sejak dicanangkannya lomba tersebut satu bulan yang lalu semua warga bahu-membahu untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan asri. Gayungpun bersambut semua warga bergerak saling bersinergi untuk membuat taman sebagai kawasan persinggahan yang menjadi icon RT 02.Â
Ada sebuah tempat yang strategis untuk dibangun sebuah taman, tepatnya di depan rumah saya. Ada tanah kosong yang selama ini menjadi tempat pembuangan sampah. Setelah ada kesepakatan semua warga maka tanah tersebut disulap menjadi Taman. Taman tersebut diberi nama Taman ADEM Â kepanjangan dari Asri, Damai, Elok dan Mandiri.
Bagaimana tempat pembuangan sampah menjadi sebuah taman yang asri? berikut beberapa tip yang bisa kami tulis.
Kompak dan bertanggung jawab.
Bukan sesuatu yang mudah menyulap sebuah tempat yang kumuh menjadi tempat yang indah. Namun dengan kekompakan semua warga hal itu bisa terwujud sesuai harapan.
Ketua RT mengadakan rapat dan membentuk kepanitiaan. ada 3 pos penting yaitu, kebersihan, keindahan dan normalisasi irigasi. Masing-masing pos ada anggota dan satu ketua yang bertanggung jawab.
Namun dengan berjalannya waktu semua tidak terkotak dengan satu tanggung jawab saja. Bagian keindahan mengumumkan untuk semua warga menyetorkan 4 buah tanaman, dua tanaman hias, satu tanaman pangan dan satu tanaman toga.
Dengan kompak dan penuh tanggungjawab semua warga memberikan tanaman terbaiknya di rumah untuk disetorkan kepada bagian keindahan.
Saling memiliki dan merasa terpanggil.
Mungkin ini salah satu budaya orang kampung, salah satunya masih guyup rukun. Apa yang menjadi kesepakatan dilaksanakan dengan rela hati. Setiap Hari Minggu  mengadakan kegiatan gotong royong.
Mereka merasa saling memiliki dan merasa terpanggil untuk bergerak bersatu padu membangun keberadaan taman yang mereka impikan. Bapak-bapak dengan giat dari pagi sampai sore hari bekerja membersihkan parit.
Sedangkan ibu-ibu menata dan melengkapi tanaman sehingga menjadi rapi  dan indah. Semua terkonsep sesuai dengan usulan dan pendapat warga. Menerima masukan yang positif dan merealisasikannya sehingga tidak ada yang merasa diabaikan.
Bergotong royong dan saling melengkapi.
Salah satu ciri khas yang  masih membudaya di lingkungan pedesaan adalah adanya gotong royong antar warga. Setiap kegiatan yang membutuhkan orang banyak  bisa diselesaikan dengan cepat dan mudah.
Sebuah taman tentu membutuhkan dana dan kelengkapan sesuai dengan bidang dan keahlian. Misalnya mereka yang pekerjaannya sebagai tukang dengan ringan tangan membuat ayunan dan  jungkat jungkit sebagai pelengkap taman. Juga membuat rak-rak untuk penataan pot bunga.
Selebihnya membantu pengecatan dan memberikan warna cerah pada tempat-tempat tertentu. Semua pengecatan dilakuakan dengan bergotong royong, ibu-ibu dengan semangat membantu mengecat baik di lingkungan pagar juga di jalan-jalan.
Berkontribusi sesuai kemampuan.
Salah satu yang membanggakan dari kegiatan ini, semua memberikan sumbangan sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Ada yang patungan membelikan cat. Â Ada juga yang setiap hari memberikan kopi dan gorengan untuk kerja bakti.
Banyak yang dengan rela memberikan bunganya yang sudah tertanam di rumahnya di gali kemudian di tanam kembali di taman. Ada juga yang memberikan bonsai kesayangannya untuk di pajang di tempat-tempat tertentu sehingga menambah keindahan dan keunikan dari bonsai itu sendiri.
Guyup rukun warga sangat terasa, semua merasa bertanggung jawab dan merasa memiliki. Sehingga apa yang kurang dilengkapi dan  diperbaiki.
Ekspektasi kemenangan penyemangat warga
Sebenarnya menang dan kalah adalah wajar dalam perlombaan. Harapan menang tentu saja ada. Bukan karena hadiahnya, toh jika menang hanya akan memperoleh piala. Bukan nilai dari harga sebuah piala tapi lebih dari itu. menghargai jerih payah dan kerja keras yang selalu dipupuk selama 45 hari adalah sebuah kemenangan.
Bagi kami kemenangan warga sudah nampak ketika mereka bergerak dan berkorban tenaga dan pikirannya untuk menfinalkan kegiatan lomba kebersihan lingkungan. Namun demikian rasa kebanggan tersendiri jika hasil lomba adalah kemenangan.
Wasana Kata
Gotong royong, adalah ciri khas masyarakat pedesaan. Mereka bahu membahu dan saling bersinergi. Mereka tidak tahu apa implementasi dari pengalaman pancasila, tak pernah juga mengikuti diklat dengan tema gotong royong, namun justru merekalah yang sudah mengamalkan sila-sila dari pancasila.
Tenggang rasa, saling membantu, tidak egois adalah cerminan masyarakat desa yang kebetulan ada di lingkungan tempat tinggal saya. Bersyukur  berada di lingkungan yang baik, karena lingkungan yang baik dapat  membuat orang bahagia.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H