Saling memiliki dan merasa terpanggil.
Mungkin ini salah satu budaya orang kampung, salah satunya masih guyup rukun. Apa yang menjadi kesepakatan dilaksanakan dengan rela hati. Setiap Hari Minggu  mengadakan kegiatan gotong royong.
Mereka merasa saling memiliki dan merasa terpanggil untuk bergerak bersatu padu membangun keberadaan taman yang mereka impikan. Bapak-bapak dengan giat dari pagi sampai sore hari bekerja membersihkan parit.
Sedangkan ibu-ibu menata dan melengkapi tanaman sehingga menjadi rapi  dan indah. Semua terkonsep sesuai dengan usulan dan pendapat warga. Menerima masukan yang positif dan merealisasikannya sehingga tidak ada yang merasa diabaikan.
Bergotong royong dan saling melengkapi.
Salah satu ciri khas yang  masih membudaya di lingkungan pedesaan adalah adanya gotong royong antar warga. Setiap kegiatan yang membutuhkan orang banyak  bisa diselesaikan dengan cepat dan mudah.
Sebuah taman tentu membutuhkan dana dan kelengkapan sesuai dengan bidang dan keahlian. Misalnya mereka yang pekerjaannya sebagai tukang dengan ringan tangan membuat ayunan dan  jungkat jungkit sebagai pelengkap taman. Juga membuat rak-rak untuk penataan pot bunga.
Selebihnya membantu pengecatan dan memberikan warna cerah pada tempat-tempat tertentu. Semua pengecatan dilakuakan dengan bergotong royong, ibu-ibu dengan semangat membantu mengecat baik di lingkungan pagar juga di jalan-jalan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!