Topik pilihan tentang perkeretaapian ini menarik untuk ditulis. Beberapa hari yang lalu baru saja saya menggunakan transportasi kereta api. Moda transportasi yang satu ini sebenarnya sudah ada sejak zaman Hindia Belanda.
Tepatnya saat diberlakukannya tanam paksa sekitar tahun 1825-1830 oleh Jenderal Johannes van den Bosch. Tujuan pembangunan sistem perkerataapian ini sebenarnya untuk mengangkut hasil bumi dari Indonesia
Kereta api pertama di Indonesia dibangun tahun 1867 di Semarang dengan rute Samarang --Dalam Tanggung yang berjarak 26 km. Seiring dengan perkembangan zaman dan politik, kereta api bukan hanya untuk keperluan mengangkut hasil bumi namun juga untuk keperluan militer. (Wikipedia. Sejarah Perkerataapian di Indonesia)
Pada tulisan kali ini saya ingin membagikan pengalaman saya saat naik kereta. Hingga saat ini baru dua kali saya naik kereta api. Pertama, sebelum pandemi Covid-19 di akhir tahun tahun 2018 bersama bungsu dan kakaknya yang indekos di Surabaya. Memang, niatnya untuk menkmati serunya naik kereta api, sekaligus menghilangkan rasa penasaran.
Sempat kaget ketika membeli tiket kelas ekonomi yang harganya sangat murah yaitu Rp6000,- . Uang segitu hanya dapat 6 buah tempe goreng. Namun, dengan bermodal Rp6000,- saya dan keluarga sudah bisa naik kereta api dari stasiun Bojonegoro hingga Stasiun Gubeng Surabaya. Jauh lebih murah dibanding naik bus dengan karcis Rp25.000,- selanjutnya naik angkot Rp15.000,- sehingga total perjalanan menghabiskan biaya Rp40.000,-
Selain kami bertiga ada satu tetangga Bu Hardi namanya juga ikut bersama kami. "Bu, Saya juga belum pernah naik kereta, jika diperkenankan ikut saya juga pengin naik kereta," katanya pas jagongan.
"La mangga besuk Hari Minggu kita bisa pergi bersama-sama," ajakku yang disambut gembira. Esok harinya saya menuju ke stasiun naik motor sedang Bu Hardi diantarkan suaminya dengan tujuan yang sama.Â
Di dalam gerbong cukup nyaman, dulu banyak yang mengeluh katanya banyak pedagang keluar masuk gerbong dengan menjajakan makanan, sekarang tidak ada lagi. Mungkin sudah ada peraturan yang melarang berjualan di dalam gerbong kereta.
Walaupun kereta api ekonomi, namun fasilitas yang ada sudah cukup bagus. Disediakan stop kontak yang bisa dibuat untuk charger HP juga ada kantong plastik di samping tempat duduk. Mungkin kelas ekskutif jauh lebih bagus lagi ya he he...
Berikut keuntungan yang bisa dinikmati dengan menggunakan moda transportasi kereta api.
Pertama, hemat ongkos
Dua hari yang lalu tepatnya tanggal 2 Oktober 2022, dalam rangka menghadiri wisuda nakdis. Untuk kedua kalinya saya naik kereta api dari Bojonegoro menuju Surabaya. Persis seperti pertama kali saya naik kereta, tahun 2008. Masih dengan ongkos yang sama yaitu Rp6000,- itu artinya tidak ada kenaikan walaupun BBM naik.
Mengapa menggunakan kereta api?Â
Pertimbangannya ada di ongkos. Jika mengendarai mobil pribadi harus menyiapkan minimal Rp650.000,-(Enam ratus ribu rupiah) dengan rincian Rp400.000 untuk bahan bakar dan Rp250.000,- upah sopir. Belum lagi jika kita berhenti untuk makan siang dan lain-lain, anggaran tak terduga juga harus disiapkan selama perjalanan.
Dengan begitu saya memilih naik kereta api. Bertiga dengan kedua anak saya, cukup memesan tiket seharga Rp6000 x 3 orang turun di Stasiun Gubeng. Kemudian dijemput nakdis dan naik grab menuju kos Rp20.000,- . Jika dihitung maka Rp18.000 ditambah Rp20.000 total Rp38.000,- sudah sampai di tempat tujuan.
Nah dengan pertimbangan dan pengalaman di atas maka moda transportasi kereta api tetap menjadi pilihan keluarga.
Kedua, lebih nyaman
Suasana dalam kereta lebih tenang dan nyaman, berbeda jika kita naik bus, ada suara bising yang mengganggu. Belum lagi jika suasana panas ada anak kecil yang rewel minta turun.Â
Saya sendiri pernah mengalaminya. Ketika mengajak anak saya dan suasana panas bisa dipastikan akan merengek dan minta turun. Ujung-ujungnya dia menangis.
Demikian juga jika pengin buang air kecil, kita nunggu tiba di terminal terlebih dahulu. Berbeda dengan kereta api setiap gerbong disediakan toilet, penumpang sewaktu-waktu bisa ke kamar mandi.
Adapun jika naik bis bertuliskan full AC maka bayarnya akan lebih mahal dibanding dengan bis umum tanpa AC. Kereta api sudah dilengkapi AC. Pun jika bosan di tempat duduk maka bisa jalan-jalan di dalam gerbong kereta.
Ketiga, kereta api lebih cepat sampai tujuan
Kecepatan kereta api relatif lebih cepat dari pada naik angkutan umum. Tak ada kata macet layaknya naik bus. Bahkan akan berhenti manakala kereta api sedang melintas. Selama dalam perjalanan kereta api hanya akan berhenti di stasiun saja.
Sedangkan pada angkutan umum, lama perjalanan tidak bisa ditentukan oleh waktu, karena terkadang macet di tengah perjalanan atau menurunkan dan menaikkan penumpang pada pos-pos tertentu. Pernah juga perjalanan Bojonegoro--Surabaya hingga 7 jam perjalanan karena macet.
Sedangkan jika naik kereta api lamanya perjalanan sudah bisa diprediksi. Keberangkatan dan tiba di stasiun sudah bisa dilihat ketika pembelian tiket kereta.
Keempat, tidak menjadikan penumpang mabuk
Mabuk kendaraan hal biasa dialami oleh penumpang. Anak bungsu saya hingga saat ini selalu mabuk jika mengendarai mobil atau bus. Padahal sejak bayi sudah terbiasa naik mobil. Sampai hari inipun dia suka mabuk. Tidak peduli apakah karena jarak jauh atau sopir yang tidak nyaman. Setiap kali naik mobil bawaannya pasti mabuk.
Saya sendiri sampai gemes setiap kali diajak naik kendaraan pasti mabuk. Sehingga kita harus menyiapkan kantong plastik, minyak kayu putih, baju ganti, handuk, tisu, dan lain-lain setiap akan bepergian.
Namun ketika naik kereta api, dia tidak mengalami mabuk, bahkan terlihat enjoy dan menikmati perjalanan hingga dia tidur dengan nyenyak. Saya sendiri juga tidak pernah melihat penumpang yang mabuk naik kereta api.
Berbeda dengan naik bus, selalu ada penumpang yang mabuk. seperti setiap kali mengadakan study tour atau rekreasi sekolah selalu saja ada siswa yang mabuk.
Namun demikian disamping kelebihan yang kami sebutkan di atas tentu juga ada kekurangannya salah satunya kursi untuk kereta kelas ekonomi tegak 90 derajat sehingga ketika duduk gampang pegel, jika terpaksa mengantuk akan kesulitan mengatur posisi, satu-satunya cara ya tekluk-tekluk di tempat duduk.
Harapannya, jam operasional kereta api bisa ditambahkan, keberangkatan kereta api di stasiun Bojonegoro hanya tiga kali dalam sehari, yaitu pukul 05.18 WIB(pagi) dan siang pada pukul 13.58 WIB dan pukul 14.28 WIB. Karena hanya beroperasi tiga kali banyak masyarakat yang mengeluhkan kehabisan tiket saat pemesanan.Â
Mengingat penumpang selalu membludak, bahkan pesannya saja harus online, dua hari sebelum keberangkatan. ini menandakan bahwa kereta api menjadi alat transportasi yang banyak diminati oleh warga. Selain biaya murah juga kenyamanan selama dalam gerbong menjadi pilihan.
Bapak dan Ibu, kenyamanan selama perjalanan menjadi pilihan keluarga saat merencanakan bepergian atau travelling. Untuk itu keamanan, efesien waktu dan biaya menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H