Jika orang tuanya mampu bisa sampai Rp 15.000,- walaupun uang itu disisakan namun tetap saja bagi mereka uang itu jatah untuk jajan. Sehingga bisa jadi dibelikan lagi ketika pulang sekolah.
Ketika saya tanya apakah uang saku dihabiskan semua, mereka enggan menjawab karena kebanyakan memang dihabiskan untuk beli jajan. Hanya beberapa anak yang mengangkat tangan bahwa uangnya disisakan dan ditabung di rumah.
Hari ini kebetulan saya memilih salah satu siswa untuk menjadi bendahara kelas. Terkadang ada iuran partisipasi untuk jenguk teman yang sedang sakit, atau untuk kas kelas.
"Sinta coba kamu yang bawa uang ya, kemarin waktu pemilihan pengurus kelas kamu kan yang jadi bendahara," pinta saya.
Sinta menolak dan mengatakan, "Jangan saya Bu, nanti kalau saya bawa pulang pasti dipakai ibu."
"Iya Bu, saya juga demikian jika nabung di rumah pasti dipinjam Bu," sahut Surti membenarkan ucapan Sinta.
"O, ya kalau begitu bagaimana kalau kita mengadakan gerakan menabung, sisakan uang jajanmu dan ditabung di sekolahan, tabunganmu aman di sekolah dan kamu bisa mengambil sewaktu-waktu untuk keperluan yang penting."
Akhirnya anak-anak sepakat mulai menabung besuk harinya. Berikut Manfaat menabung bagi siswa:
Pertama, melatih anak tidak boros.