Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wanita Indonesia, Sudahkan Anda Memiliki Pakaian Kebaya?

8 September 2022   08:20 Diperbarui: 8 September 2022   08:30 2959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar wanita berkebaya dengan bawahan jarik terlihat anggun dan memesona. Gambar dari : elangnews

Terbayang gak sih ketika mendengar 'baju kebaya'. Pasti terbayang sosok Ibu kita Kartini, berpakaian anggun, berbalut baju lengan panjang, dipadu dengan jarik sebagai bawahannya. Pakaian adat Jawa kuno ini dipakai orang-orang Jawa tempo dulu.

Saat saya masih kecil, nenek selalu memakai kebaya setiap hari, atasan kebaya dengan kutu baru, sedang bawahannya jarik lengkap dengan stagen atau udet. Ibu saya dulu selalu menghadiahkan nenek jarik setiap lebaran tiba.

Bagi nenek kebaya menjadi pakaian hariannya, sedangkan Ibu memakai kebaya saat lebaran tiba. Sehingga setiap lebaran Ibu  menjahitkan kebaya sebagai atasan dan jarik sebagai bawahannya tak lupa selendang diletakkan di pundaknya setiap kali bersilaturrahmi ke sanak famili dan tetangga.

Begitulah kira-kira di tahun delapan puluhan pakaian kebaya telah melekat bagi keluarga, juga lingkungan perkampungan tempat kami tinggal. Namun, bagi kami para remaja saat itu pakaian menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Setelah menikah sayapun seperti Ibu, ketika lebaran tiba selalu menjahitkan kebaya, namun bawahannya cukup dengan kain batik yang dimodel seperti jarik. Entah kapan saya terahir memakai kebaya waktu lebaran, karena setelah anak-anak dewasa mereka protes, "Mama, pakaiannya jangan gitu, coba model lain", 

Ahirnya sayapun mulai meninggalkan kebaya setiap lebaran. Tetapi tetap saja kebaya selalu di hati karena setiap momen penting seperti menghadiri pernikahan, lomba agustusan saya selalu berkebaya. Bagiku kebaya pas di hati.  

Bulan Agustus berlalu, euforia masyarakat dalam memperingati hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik tercinta ini luar biasa. Di lembaga-lembaga formal dan non formal, kantor-kantor, bahkan di RT-RT diadakan kegiatan lomba yang dapat menghibur masyarakat.

Maklum, adanya covid 19 melarang mengadakan semua kegiatan, termasuk memperingati HUT RI menjadi hal yang disesalkan namun cukup dimaklumi, karena menimbulkan kerumunan massa yang dihawatirkan makin merebaknya penulatan covid.

Ibu-ibu RT 02  Desa Mulyorejo Singgahan Tuban memerankan dayang-dayang dengan berkebaya hitam saat mengikuti karnafal. Dokumen pribadi 
Ibu-ibu RT 02  Desa Mulyorejo Singgahan Tuban memerankan dayang-dayang dengan berkebaya hitam saat mengikuti karnafal. Dokumen pribadi 

Agustus 2022 ini menjadi moment penting dan spesial, karena masyarakat bisa kembali menyelenggarakan kegiatan walaupun belum sepenuhnya bebas tanpa batas, masih tetap menggunakan  protokol kesehatan.

Orang tua bilang bruwah artinya meluapkan segala bentuk uangkapan dan kesenangan yang selama ini ditahan atau dipendam. Kegiatan lomba yang diselengarakan di perbagai tempat ini dapat mengobati kerinduan masyarakat setelah dua tahun tidak ada aktifitas yang bersifat perayaan kemerdekaan. Termasuk di dalamnya karnafal yang diikuti seluruh RT di desa tempat kami tinggal.

Dengan mengusung tema Kerajaan Majapahit, sebagai peserta kami harus menyiapkan properti yang sesuai dengan tema. Salah satunya adalah barisan putri raja dan dayang-dayang yang menggunakan kostum kebaya.

Persiapanpun dimulai kami menginventarisir siapa yang mempunyai kebaya. "Maaf Ibu-Ibu adakah diantara panjenengan yang memiliki kebaya"? tanyaku saat musyawarah berlangsung.

Dari 56 peserta putri, tak satupun yang memiliki kebaya. Sehingga kami sepakat untuk menyewa kebaya dan jarik ke perias pengantin. Kita ambil warna yang netral yaitu hitam, mengantisipasi jika ada yang kurang mudah mencarinya.

Dari sinilah bisa dilihat bahwa pakaian kebaya kurang diminati para ibu-ibu muda. Padahal ini warisan budaya bangsa. Jika ada yang klaim bahwa kebaya milik negara lain, Lalu bagaimana kita mempertahankannya?

Anggun dengan kebaya modern lengkap dengan  jarik sebagai bawahan. Gambar diambil dari ONPOS
Anggun dengan kebaya modern lengkap dengan  jarik sebagai bawahan. Gambar diambil dari ONPOS

Pada kesempatan itu, saya menyampaikan pada peserta karnafal "Mulai sekarang seyogyanya kita mempunyai satu saja pakaian kebaya, karena ini adalah salah satu warisan budaya kita, apalagi kita ini orang Jawa tulen", ucapku sambil guyon.

Ahirnya dengan rela hati sebagaian besar peserta  membeli kain dan menjahitkan kebaya. Sebenarnya tidak harus mahal ada banyak pilihan kain untuk membuat kabaya. Biasanya pakaian ini berbahan kain brokat.

Kain ini bisa ditemuai di pasar-pasar atau di toko kain,  mulai dari harga Rp 25.000,- hingga ratusan ribu per-meternya. Alhamdulillah dengan 2 m x 25.000 = 50.000,- ditambah ongkos jahit Rp 50.000,- kita sudah mempunyai kebaya warisan budaya bangsa.

Kembali pada tema karnafal yang kami usung adalah Kerajaan Majapahit, ada barisan-barisan mulai dari maskotnya sebagai simbul ratu dan raja, putri-putri raja, parjurit, para punggawa kerajaan  dan tak ketinggalan dayang-dayang kerajaan yang kesemuanya memakai kebaya. begitu juga ada barisan penari gambyong yang juga memakai kebaya dan berselendang.

Dengan kebaya yang dipakainya mereka kelihatan luwes, sopan dan anggun. Kebaya sangat cocok dipakai oleh siapapun. Tanpa memandang usia, tua, remaja, anak-anak  semua pantas menggunakan pakaian kebaya.

Inilah salah satu cara kita menghargai budaya bangsa, salah satunya memakai kebaya dalam event-event tertentu. Jangan sampai dengan modernisasi ini menggerus budaya yang kita miliki.

Bapak dan Ibu, peringatan Hari Kemerdekaan ini menjadi ajang yang tepat untuk mempertunjukkan budaya bangsa kepada masyarakat luas. Mengingatkan kembali sejarah perjuangan bangsa hingga menyadarkan kembali bagaimana mengisi kemerdekaan dan mempertahankan budaya.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun