Perayaan Hari Kemerdekaan RI masih berlangsung hingga saat ini, hingar bingar perayaan semakin terasa di kampung-kampung bahkan di tingkat RT banyak yang menyelenggarakan kegiatan tahunan ini. Tak lupa setiap lembaga sekolahpun juga mengadakan kegiatan yang diikuti oleh semua siswa.
Kegiatan ringan dan menarik ini  cukup menjadikan kegiatan refreshing bagi anak-anak. Mereka terlihat  senang dan gembira mengikuti setiap cabang perlombaan.
Misalnya di lembaga saya bermacam-macam perlombaan disajikan, antara lain: memasukkan pensil dalam botol, memindahkan balon, estafet sarung, mengisi air dalam botol juga ada lomba balap karung.
Perlombaan yang dikuti secara individu dan kelompok ini cukup seru. Semangat anak-anak untuk ikut berpartisipasi dalam lomba bisa diacungi jempol. Bahkan sebagian mereka banyak yang mengikuti semua cabang lomba.
"Menang dan kalah itu urusan belakang" tutur Darma, siswa kelas 4 yang mengikuti semua cabang lomba. Dia menyampaikan turut senang diadakannya lomba semacam ini. Karena selama pandemi kurang lebih tiga tahun ini sekolah tidak mengadakan kegiatan apa-apa.
Apa yang disampaikan Darma memang benar, saya yang menjadi ketua panitia lomba juga mengakui selama pandemi ini sekolah vakum. Sejak dilarangnya pembelajaran tatap muka, semua kegiatan perlombaan yang menjadi kegiatan tahunan sekolah ditiadakan. Nyaris semua aktifitas sekolah lumpuh.
Dalam rangka membangkitkan semangat anak-anak sekaligus merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang ke 77 maka sekolah mengadakan berbagai macam lomba. Dari berbagai macam lomba yang diselenggarakan banyak manfaat yang bisa ditanamkan kepada siswa, antara lain :
Pertama, melatih keberanian siswa
Bagi kelas tinggi seperti kelas 4, 5 dan 6 mengikuti ajang lomba yang sifatnya permainan tidak masalah, semua pasti berani apalagi bagi anak laki-laki semua diikuti. Namun, bagi kelas rendah seperti kelas 1, 2 dan 3 ikut lomba harus mempunyai keberanian dan nyali yang tinggi.
Bagiamana sikap berani pada anak akan tampak pada saat mengikuti lomba. Siswa pemalu seperti Elhazima anak saya yang baru kelas 2 hanya mengikuti satu macam lomba. Â Jika ditanya kenapa tidak ikut, alasannya karena malu banyak yang tepuk tangan.
Padahal tepuk tangan sebagai ungkapan gembira supaya semangat sekaligus memberi motivasi bagi pemain lomba. Â Namun, bagi anak pemalu justru menjadikan segan dan tidak mau ikut lomba.
Dengan adanya lomba kita akan tahu sejauh mana keberanian dan mental anak jika berkumpul dan bersosialisasi dengan banyak orang.
Kedua, Belajar menghadapi tantangan
Mengikuti lomba secara otomatis siap mengikuti tantangan. Setiap macam lomba tentu bermacam-macam pula tantangannya. Misalnya lomba balap karung, maka anak yang mengikuti lomba harus berani melompat dan berlari sekuat tenaga untuk mencapai finish. Bahkan harus berani jatuh di tengah perjalanan.
Siap menghadapi tantangan yang ada di depan mata adalah sikap seseorang mengikuti lomba, dia harus tahu bagaimana harus memenangkan lomba.
Ketiga, Belajar bejerja sama dalam tim
Setiap macam lomba bervariasi. Ada yang individu ada juga yang beregu. Dengan lomba beregu mengajarkan anak untuk bekerja sama dengan orag lain, menentukan strategi menang salah satunya.
Misalnya lomba estafet air atau estafet sarung adalah lomba yang membutuhkan kekompakan dalam beregu. Bagaimana setiap tim dapat bekerja sama dengan anggota lain, melatih kekompakan, saling mendukung dan tidak egois.
Demikian pula dapat menerima keterbatasan teman, juga tidak gampang menyalahkan orang lain adalah sikap yang harus dimiliki. Dengan mengikuti lomba maka sikap-sikap di atas bisa dilatihkan pada diri siswa.
Keempat, melatih gerak motorik anak
Gerak motorik anak akan terlatih jika dalam gerakan dapat konsentrasi dengan indera yang lain. Misalnya memasukkan pensil dalam botol maka gerakan mata, kaki dan otak harus berpadu.
Dengan mengikuti lomba maka anak akan terlatih juga tertantang untuk memadukan konsentrasi dan gerakan motoriknya sehingga akan menacapai hasil yang memuaskan.
Kelima, melatih sportifitas pada anak
Sikap sportif dalam lomba harus dimiliki, karena akan menjaga semangat dan pantang menyerah. Sportif juga sanggup menerima dari sebuah akibat, baik menang atau kalah. Sportif juga bisa dikatakan ihlas, jujur dan juga bersih.
Tidak gampang menyerah dan kerja keras adalah sikap sportif yang harus dimiliki seorang pemain. Sehingga dalam mengikuti lomba memiliki semangat juang yang tinggi.
Pepatah arab yang tidak asing di telinga kita adalah 'Jika benar kemauannya maka terbukalah jalannya'. Untuk itu tepat sekali melatih  semangat dan sportif pada anak dengan mengikutsertakan kegiatan perlombaan saat perayaan agustusan.
Keenam, melatih berlapang dada dan menerima kekalahan
Bersikap lapang dada dan menerima kekalahan adalah sikap yang mutlak dimiliki seseorang dalam mengikuti kontestan lomba, bukan hanya dalam perlombaan bahkan dalam bersosialialisasi dengan orang lain pun harus memiliki sikap lapang dada  karena kita akan selalu bertemu dengan orang yang berbeda pendapat.
Dengan mengikuti lomba kita harus siap menerima kekalahan, berlapang dada dengan hasil yang dicapai. Lomba adalah permainan yang membutuhkan kompetisi. Menang adalah hadiah, jikapun kalah jadikan penyemangat dan penggembira bagi teman yang lain.
Bapak dan Ibu, Ketrampilan sikap perlu dimiliki oleh anak, untuk itu dengan mengikuti lomba anak-anak telah menanamkan sikap-sikap yang positif yang menjadikan pribadi yang bijak di masa depannya.
Dirgahayu Indonesiaku, Selamat ulang tahun ke 77, semoga Indonesia tetap Jaya dan menjadi Bangsa yang membanggakan bagi rakyatnya. Â
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H