Berawal dari rasa tanggungjawab sebagai pengurus tabungan dzulhijjah di Majelis taklim yang ada di kampung. Penulis ingin membagikan kisah ini sebagai rasa syukur atas sebuah kebaikan yang diganjar dengan kebaikan pula.
Dalam sebuah organisasi pasti ada pengurus yang menjadi penanggungjawab organisasi tersebut. minimal ada ketua, bendahara dan sekretaris. Hal ini penting agar dalam proses kegiatan dan berjalanan waktu organisasi bisa transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Berawalnya tabungan ini sebetulnya cukup sederhana, hanya ingin mewadahi dan menjembatani bagi kaum muslimin di daerah tempat tinggal penulis yang ingin menunaikan ibadah kurban namun tidak mempunyai dana yang cukup ketika waktunya tiba.
Untuk itu ada inisiatif  bersama dengan cara menabung setiap bulan. Sehingga pada hari raya Idul Adha atau tepat di hari raya kurban penabung bisa melaksanakan ibadah sunahnya dengan kerelaan hati dan tidak merasa berat melakukannya.
Setelah terbentuk pengurus inti, kamipun melaksanakan tugas ini mengalir dengan niat tulus tanpa  upah. Hingga ahirnya menetapkan besarnya tabungan Rp.100.000,- untuk dua tahun dan Rp. 200.000,- untu satu tahun.
Alhamdulillah sejak tahun 2017 hingga kini sudah  berjalan kurang lebih lima tahun. Selama itu pula berjalan lancar tanpa kendala apapun. Setiap penabung menyetorkan tanggungannya sesuai dengan yang ditetapkan.
Hingga kini setiap tahun bisa menunaikan kurban 4 sapi. Â Artinya ada 4 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 7orang, sehingga jumlah penabung ada 28 orang.
Dahulu secara tertib ibu-ibu menabung setiap bulan dan disetor kepada bendahara, namun tahun ini sebagian ada yang menyetor 5 bulan, bahkan ada yang langsung membayar satu tahun. Hal inilah yang menjadikan administrasi kurang tertib.
Adakalanya mereka menitipkan tabungan kepada saya, kemudian saya setorkan lagi  ke bendahara. Menjelang dua minggu pelunasan ada selisih sebesar satu juta. Penabung sebut saja namanya Bu Maya merasa menitipkan uang kepada saya, demikian juga sayapun merasa sudah menyetor ke bendahara.
Namun,  yang terjadi bendahara tidak merasa menerima setoran dari saya, kamipun tak ingin ada  yang dirugikan baik penabung dan bendahara. Ahirnya kami memutuskan bahwa uang yang ketlingsut menjadi tanggungjawab saya, "Maaf Bu, mungkin saya yang ceroboh ", tegasku kepada bendahara agar urusan segera kelar.