Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terbayar Sudah Kegalauan Ini, Bersama Datangnya Kemenangan Hari Raya Idul Adha

11 Juli 2022   19:43 Diperbarui: 11 Juli 2022   19:56 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua sapi yang siap disembelih pada Hari Raya idul Adha. Dokumen pribadi.

Hari Raya Idul Kurban kemarin benar-benar menjadi kemenangan bagi kami. Kami merasakan kebahagian yang penuh hikmah. Bukan tanpa sebab sejak adanya wabah PMK yang menyerang sapi-sapi di tanah air, kamipun merasakan keresahan yang luar biasa.

Singkat cerita kami penanggung jawab tabungan kurban ibu-ibu di majlis taklim. Alhamdulillah lima tahun terahir ini secara rutin melaksanakan pemotongan hewan kurban 4 ekor sapi setiap tahunnya.

Sejak adanya virus PMK yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia, menjadikan kami ekstra hati-hati dalam mencari hewan kurban, terutama sapi. Biasanya satu bulan sebelumnya kami dan pengurus telah meminang hewan kurban sebagai persiapan datangnya Hari Raya Idul Adha.

Saat inipun kami juga melakukan hal yang sama. Kami datang ke rumah-rumah penduduk untuk mencari sapi-sapi yang akan dijual. Desa yang kami tuju telah menjadi   langganan tahunan. Sudah menjadi tradisi dusun di bawah kaki gunung itu memelihara sapi sebagai hewan pemeliharan. Hampir seluruh penduduknya memiliki sapi.

Bagi orang Jawa sapi termasuk "rojo koyo" artinya hewan peliharaan yang menunjukkan kekayaan seseorang. Yang termasuk rojo koyo yaitu sapi, kambing, dan kerbau.   

Sehingga wajar sebagian besar warga dusun masih banyak yang memelihara sapi, sebagai simbul kekayaan mereka.  Dusun yang kami kunjungi itu rata-rata mempunyai 2-5 ekor sapi setiap rumahnya.

Setelah akad jual beli selesai kami pun menyepakati, salah satunya menitipkan pemeliharaan sapi sampai datangnya Idul Adha dengan memberikan ganti upah pakan selama satu bulan.

Satu minggu berlalu, tiba-tiba saya dikagetkan suara gawai yang memanggil, segera saya angkat,

"Bu, ngapunten sapine pilek, pripun niki", Suara De Samin pemilik sapi memberitahukanku

"Gih, Mbah, tolong dipadosne mantri suntik gih", jawabku mendadak galau

Sejak hari itu kami menjadi tidak tenang, kami berdoa dan berharap semoga sapi itu segera sembuh. Kamipun menemui pemilik sapi dengan memberikan rempah-rempah yang bisa membantu sapi agar segera sembuh, termasuk memberikan tomat, daun serei, juga vitamin untuk diminumkan. tak lupa mendatangkan mantri hewan, meminta petunjuk agar dapat memantau keadaan sapi.

Belum tuntas sapi yang pertama, ada laporan lagi, dari pemilik sapi yang lain, "Bu, sapi tetangga ada yang mati, pripun niki", ucap Pak Kandar dengan nada sedih, "Saya hawatir sapi ini tertular sakit", lanjutnya kemudian.

"Gih Pak Kandar, selama sapi dalam keadaan sehat, gak usah sedih, tetap waspada, jangan lupa panggilkan mantri hewan", sahutku menenangkan Pak kandar yang sedih karena ada sapi tetangga yang mati.

Dua sapi yang siap disembelih pada Hari Raya idul Adha. Dokumen pribadi.
Dua sapi yang siap disembelih pada Hari Raya idul Adha. Dokumen pribadi.

Dua minggu berlalu, kamipun tetap berharap Tuhan memberikan sehat pada sapi-sapi yang sudah kami beli. Memang benar, wabah PMK layaknya corona, yang kita alami dua tahun terahir ini. Menularnya cepat sekali.

Bahkan satu dusun rata-rata sapi rumahan kena imbas seperti layaknya pandemi. Mula-mula sapi tidak doyan makan, lama-lama mulutnya berliur. Nah jika seperti ini sudah bisa diindikasikan  sapi terjangkit PMK (Penyakit Mulut dan Kuku).

Jakarta, CNBC Indonesia, menyatakan Penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah penyakit yang menyerang hewan ternak. Dikategorikan sebagai penyakit ternak yang paling menular dan serius, PMK umumnya menjangkiti hewan dengan kuku terbelah seperti sapi, kerbau, unta, domba, kambing, rusa dan babi.

Hari-hari itu sangat mencemaskan, setiap hari kami mendengar sapi mati dari desa sebelah,"Bu, sapi si Anu juga mati, padahal dipersiapkan untuk kurban", kata Mak Sum penjual sayur keliling.

Hari Raya kurang satu minggu, kami berharap dua sapi yang lain kondisinya sehat. Tiba-tiba ada  tamu yang datang ke rumah, Pak de Jaya menyampaikan keadaan sapinya. Dia mempunyai 5 ekor sapi, dua diantaranya sakit sedang yang 3 masih sehat termasuk yang akan digunakan untuk kurban.

Segera saya memberikan saran untuk memisahkan sapi yang sakit dan sapi yang sehat. "Sapi untuk kurban sehat Bu, tapi yang dua gak bisa berdiri karena kukunya coplok", ujarnya pada kami.

"Ya sudah Pak de Jaya, sekembali dari sini tolong segera ambil tindakan, sebaiknya kandangnya dipisah. Yang masih sehat, tolong disendirikan agar tidak tertular",

"Ya Bu, niki Ibuk e malah gak doyan maem gara-gara sapine ngelu", tambah Mas Jaya yang menyampaikan kalau istrinya gak doyan makan selama sapinya sakit.

Haduh... rasanya berharap berjalannya waktu cepat berganti, segera datang Idul Adha tiba, sehingga kami segera menyudahi beban ini.

Pelaksanaan pemotongan hewan kurban oleh panitia. Dokpri
Pelaksanaan pemotongan hewan kurban oleh panitia. Dokpri

Berikutnya, Hari Raya Kurban kurang satu minggu, tiba-tiba satu sapi digagalkan untuk dijual sebab hawatir tertular dan mati, kami pun memakluminya. Segera kami mencari lagi.

Beruntung ada tempat pemotongan hewan yang memelihara sapi sebagai jatah pemotongan. Setelah menawar harga, kami pun menyepakati  bahwa pemeliharaan sapi menjadi tanggung jawab pemiliknya hingga Hari Raya Kurban tiba..

Alhamdulillah pada ahirnya, tanggal 10 juli 2022 dan bertepatan dengan 10 Dzulhijjah 1444 H kemarin Hari Raya Idul Adha tiba, sehari sebelumnya sapi-sapi diantarkan oleh pemiliknya. Sebelum dilakukan penyembelihan tim dari dinas kesehatan hewan(dr. hewan) datang di tempat penyembelihan. Setelah melakukan pemeriksaan menyatakan keempat sapi  dinyataakan sehat.

Alhamdulillah, kemenangan di hari raya kurban ini menjadi kemenangan kami yang berihtiyar menyimpan kegalauan. Puji syukur tak henti-hentinya kami ucapkan, kehawatiran dan kegalauan yang kami rasakan terbayar dengan dilaksanakannya pemotongan hewan kurban di masjid sebagai ibadah sunah bagi kaum muslimin yang mampu menjalankannya.

Salam sehat selalu, selamat Hari Raya Idul Adha bagi yang merayakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun