Beberapa artikel yang ditulis kompassioner tentang hadiah untuk guru telah mewarnai halaman kompassiana. Saya juga membaca ulasan dari perspektif dan pengalaman masing-masing guru atau sebagai murid.
Ada yang menerima sekadarnya untuk kenang-kenangan sebagai bentuk ucapan terima kasih pun juga ada yang telah menjadi kebiasaaan menjelang ahir tahun pelajaran dan masih banyak lagi alasan memberikan hadiah juga menerimanya.
Bagi saya yang berada di pedesaan, hal hal seperti itu belum pernah terjadi bahkan selama 18 tahun menjadi guru saya pun belum pernah menerima apapun dari wali murid. Dan memang tidak ada kebiasaan seperti itu. Hal itu juga sama dengan yang dirasakan teman-teman yang berada di perkampungan.
Sebagai pengalaman, pernah dua kali menerima hadiah, itupun karena saya mutasi ke lembaga lain, dan yang memberikan dari pihak sekolah. Dan itu menjadi kenang-kenangan dan tanda terima kasih pihak sekolah karena kita pernah bersama dalam satu lembaga.
Maka ketika ada kebiasaan menjelang kenaikan kelas banyak siswa atau wali murid  yang memberikan hadiah sebagai  kenang-kenangan untuk gurunya. Saya merasa kaget saja, karena selama ini saya juga teman-teman tidak pernah menerima apapun baik dari murid atau wali murid.
Pemberian hadiah selama itu berniat tulus sebagai tanda terima kasih kepada guru,menurut saya sah-sah saja asal tidak memberatkan siswa atau wali murid. Sebaliknya jika memberatkan dan merasa terbebani sebaiknya dapat diantisipasi untuk tidak membiasakan memberi.
Dulu, ketika saya mutasi saat berpamitan pada siswa ada salah satu siswa yang memberikan hadiah sebagai ucapan terima kasih. Ketika saya tanya bagaimana cara kalian memberikan hadiah kepada guru, ketua kelas menyampaikan bahwa,"Ini urunan dari kami yang tidak seberapa, harapannya ibu mau mnerima sebagai wujud terima kasih kami pada Ibu yang selama ini mendampingi kami belajar". Mungkin baru sekali itu saya menerima hadiah dari siswa, sebab mutasi, selebihnya karena dari pihak lembaga. Bagi saya itu hal yang wajar dilakukan.Â
Biasanya kalau di kampung hadiah yang diberikan berupa kenang-kenangan sifatnya umum, artinya ada kenang-kangan untuk lembaga, misalnya di tahun pelajaran ini sekolah saya menerima kenang-kenangan berupa trailis yang dipasang di kelas dari kelas 6 yang sudah lulus. Â
Demikian juga tahun depan  adik kelasnya juga demikian. Sehingga selama ini jikapun ada kenang-kenangan lebih kepada lembaga sekolah yang sifatnya umum.
Bapak dan ibu, setiap daerah pasti akan berbeda cara  dan budaya dalam mengekspresikan sikap  dalam menyampaikan ucapan terima kasih kepada guru. Selama berniat tulus memberi sebagai ungkapan terima kasih hal itu wajar dilakukan asal tidak memberatkan.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H