Kebutuhan manusia memang tak terbatas, baik dari sisi materi maupun spiritual. Kebutuhan materi berupa sandang, pangan, dan papan. Sedangkan kebutuhan spiritual tidak tampak nyata tetapi dapat menyebabkan perasaan senang, bahagia, dan bangga.
Kali ini saya akan mengulas tentang kebutuhan manusia terkait papan. Tersedianya sandang saat ini sudah berlebih, bahkan masyarakat kelas menengah ke bawahpun kebutuhan sandang atau pakaian sudah bisa menikmati dengan mudah model dan merk yang diinginkannya.
Demikian juga kebutuhan papan atau rumah. Setelah tersedianya sandang dan pangan maka kebutuhan berikutnya adalah tersedianya papan. Rumah adalah kebutuhan pokok manusia setelah sandang dan pangan, sehingga keberadaannya menjadi kebutuhan penting untuk keluarga.
Rumah tempat bertemunya anggota keluarga juga tempat dimana keluarga membangun impian. Keberadaannya membutuhkan furnitur yang menjadi pelengkap kebutuhan. Biasanya yang pertama  untuk disiapkan adalah satu set meja kursi, tempat tidur dan almari. Menurut saya tiga barang tersebut adalah penting untuk kita siapkan.
Meja kursi di ruang tamu harus ada, jika sewaktu-waktu menerima tamu atau saudara, kita akan mempersilahkan duduk. Tempat tidur atau dipan juga menjadi hal yang penting karena itu menjadi kebutuhan keluarga. Â Begitu pula almari pakaian adalah tempat untuk menyimpan pakaian juga surat-surat penting yang kita miliki.
Nah, untuk menyiapkan perabot di atas saya punya pengalaman. Menurut saya furnitur jika di beli di mebel harganya lebih mahal dibanding dengan membeli di home industry. Â
Untungnya saya hidup di perkampungan yang dekat dengan lingkungan hutan kayu jati. Jadi untuk meminimalisir harga agar lebih murah maka saya membeli di mebel rumahan.
Beberapa tetangga desa banyak membuka usaha mebel di rumah. Biasanya melayani pemesanan pribadi atau akan di setor ke toko mebel di kota. Harga lumayan miring jika dibanding dengan harga di toko mebel.
Dulu, sekitar tahun 1997 saat adanya reformasi, banyak blandong (penjual kayu glondongan) yang menawarkan kayu dari rumah ke rumah, jika kebetulan  ada uang kita bisa membelinya.
Setelah kayu terkumpul dan bisa digunakan untuk kebutuhan perabot rumah maka kita cukup memanggil tukang kayu untuk membuat barang-barang yang kita inginkan. Misalnya meja makan, buffet, almari dan lain-lain. Mungkin itu salah satu keuntungan jika kita hidup di kampung yang masih dekat dengan hutan.
Sekarang furnitur sudah banyak pilihan, bahannyapun bervariasi mulai dari olympik, plastic, kayu dan sebagainya. Demikian juga bentuk dan modelnya, semua tinggal pilih sesuai selera.
Berikut pengalaman saya ketika membeli furnitur di kampung
Pertama, survey barang dan harga
Ada banyak tempat mebel rumahan atau home industri yang ada di kampung. Jika berkeinginan untuk membeli biasanya saya survey di beberapa tempat. Saya akan membandingkan harga dan bahannya.
Biasanya saya akan memilih yang tidak terlalu tebal, selain harganya miring, diangkatnyapun tidak terlalu berat. Misalnya almari cukup dengan ketebalan kayu 2 cm.
Mengapa memilih yang tidak terlalu tebal? salah satu alasannya jika diangkat atau dipindahkan  ke ruang lain mudah diangkat dan tidak kewalahan. Namun, banyak juga teman yang suka dengan ketebalan kayu, misalnya kursi macan, mejanya saja bisa 20 cm dan utuh. Harganyapun cukup fantastis.
Untuk itu dalam pembelian furniture semua tergantung selera dan kemampuan finansial yang dimiliki.
Kedua, memesan sesuai model dan ukuran
Memilih furnitur sebaiknya mempertimbangkan tata letaknya, akan di tempatkan di ruang mana  barang tersebut. Jangan asal beli, kemudian ketika barang dikirim tempat tidak cukup.
Misalnya beli buffet dengan ukuran 3 m, ketika sampai di rumah ternyata tidak pas dengan  ruang tamu. Otomatis akan menjadi masalah dan ahirnya di tempatkan pada ruang yang tidak semestinya.
Ketiga, membeli karena kebutuhan keluarga
Gaya hidup seseorang berbeda-beda, demikian juga seleranya dalam memenuhi kebutuhan Jika uang berlebih mungkin seseorang membeli furtinur sebagai pajangan untuk memepercantik ruangan.
Namun sebagian dari kita membeli karena kebutuhan. Seperti yang saya lakukan, saya akan membeli jika memang barang tersebut saya butuhkan. Â Misalnya membeli meja makan, almari pakaian, rak sepatu dan lain-lain. Jika ruangan tidak luas furtinur di rumah menjadikan ruangan terkesan sempit.
Bapak dan Ibu, jika di kampung sebaiknya membeli barang-barang furtinur atau perabot rumah di home industry karena kita bisa memesan sesuai model, ukuran dan ketebalan kayu, selain itu dapat  menyesuaikan keadaan ruang yang akan ditempati. Â
Sebaliknya jika di kota, maka dengan mendatangi toko mebel kita bisa memilih, harga masih bisa nego, begitu juga biasanya mebel siap melayani perakitan sampai di rumah.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H