Satu, menyepakati waktu berkunjung
Mestinya etika bertamu sudah diketahui masyarakat secara luas, misalnya jangan bertamu saat tuan rumah sedang istirahat siang, atau pada jam pagi saat semua orang sibuk, misalkan jika ibu-ibu sedang menyiapkan sarapan di dapur.
Sedangkan, jika bapak-bapak saat akan berangkat bekerja dan sebagainya, kecuali kalau memang telah ada kesepakatan atau ada janji sebelumnya.
Nah, ketika menemui teman seperti yang saya sebut di atas kita harus bisa menyampaikan, "Bu, besuk lagi kalau ke sini kabari dulu lewat WA agar saya bisa dengan santai mendengar keluhan panjenengan, kalau disambi masak seperti ini, saya yang tidak enak."
Kalimat seperti di atas memberikan kesempatan sekaligus perhatian kepada teman atau tamu yang ingin menyampaikan keluhan dan tidak terkesan menolak.
Dua, alihkan perhatian pada yang lain
Untuk menghindari rasa bosan mendengar keluhan yang sama maka sesekali saya mengalihkan pembicaraannya pada hal lain.Â
Biasanya setiap datang materi yang dia sampaikan selalu egoisnya pasangan yang sudah tidak peduli. Maka saya akan menanyakan, "Wah, sekarang bagaimana kabar anak-anak Bu, sekolahnya lancar?"
Dengan sendirinya dia akan menceritakan anak-anaknya yang penurut, rajin ibadahnya, di mana kosnya dan bagaimana dia belajar.Â
Dengan tetap mendengarkan dia bercerita, minimal sudah mengurangi sedikit kekesalannya dengan mengalihkan perhatiannya pada yang lain.Â
Tiga, tidak memberi pendapat kecuali diminta