Umat Islam sebentar lagi akan merayakan Hari Raya idul Adha atau Hari Raya Kurban. Pada hari itu disunahkan untuk menyembelih hewan kurban. Hewan kurban yang boleh disembelih antara lain unta, sapi, kerbau, kambing atau domba. Namun selama ini yang saya tahu sebagian besar masyarakat Indonesia menyembelih hewan sapi, kambing, dan domba.
Menyembelih hewan kurban menurut syariat ada syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi. Misalnya jika unta berumur 5 tahun masuk tahun ke-6, sapi harus berumur 2 tahun masuk tahun ketiga. Jika kambing berumur 1 tahun masuk tahun ke dua. Selain itu kondisi hewan kurban harus sehat, tidak boleh sakit ataupun cacat.
Mencari hewan kurban susah-susah gampang, selain kita harus mengerti apa yang menjadi syarat dan ketentuanya kita juga harus pandai menawar harga sapi. Jika tidak beruntung maka harga sapi kelewat mahal dari harga biasanya, maklum menjelang Hari Raya Idul Adha harga sapi akan naik dibanding dengan hari-hari biasa.
Namun, saat ini situasinya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, jika ingin mencari sapi tidak mudah karena pasar hewan di tutup. Polangan sapi (pedagang sapi) tidak bisa lagi leluasa membawa dan menjual sapi di pasar hewan. Karena ada penutupan pasar hewan sesuai dengan aturan pemerintah.
"Bu, kalau mencari sapi, hati-hati lo, karena saat ini ada corona sapi," ujar tetangga yang memberikan saran saat saya dan pengurus akan mencari sapi untuk persiapan kurban di rumah-rumah penduduk. Menjadi kebiasaan tahunan saya dan pengurus mencari sapi untuk kurban tahun ini.
Seperti yang kita tahu saat ini ada penyakit PMK atau penyakit mulut dan kaki yang tengah menyerang di sebagian wilayah di Indonesia, Untuk itu kami sangat hati-hati dalam mencari sapi yang kita siapkan untuk hewan kurban.
Seperti di lansir kontan.co.id. Menjelang perayaan Idul Adha, sejumlah hewan ternak di Indonesia terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).Â
Penyakit ini disebabkan oleh virus Foot and Mouth Disease (FMDV) yang masuk dalam famili Picornaviridae dan genus Aphtovirus. Dirangkum dari Media Publikasi Litbang Kementerian Pertanian, hewan yang terinfeksi PMK memperlihatkan gejala klinis yang potagnomonik berupa lepuh atau lesi pada mulut dan pada seluruh teracak kaki.
Melihat kondisi ini kami harus hati-hati dalam memilih hewan kurban. Berawal dari tabungan kurban yang saat ini dikelola pengurus. Kurban dalam bentuk tabungan memang cukup ringan, bahkan bisa dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Anggota menyetor Rp. 200,000,- setiap bulannya, sehingga dalam satu tahun terkumpul 2.400.000,-.
Setiap kelompoknya ada tujuh orang anggota, sesuai dengan syariat bahwa kurban sapi diperuntukkan untuk tujuh orang sedang kambing untuk satu orang saja. Tahun ini kami ada empat kelompok, otomatis kami harus menyiapkan empat ekor sapi. Berikut tip memilih hewan kurban.
Pertama, menetapkan harga
Harga sapi tentu bervariasi sesuai dengan bentuk dan ukuran sapi. Sapi yang gemuk tentu harganya akan lebih mahal dari pada sapi yang kurus. Jika ingin mencari sapi tentukan dulu harga sapi kisaran berapa. Badget kita harus jelas.
Seperti halnya yang saya lakukan setiap sapi dengan kisaran harga 16-17 juta. Maka jika ada penawaran sapi dengan harga puluhan juta, otomatis saya tidak berani menawarnya. Ada beberapa rumahan yang menginginkan dengan harga tinggi maka saya akan mengatakan, "Maaf Pak, harga yang saya patok hanya kisaran belasan juta".
Biasanya pemilik sapi jika akan menjual sudah mematok harga, atau sudah ditawar oleh polangan, Nah dari harga itu kita bisa memprediksi harga yang akan kita tawar. Misalnya dari polangan sapi ditawar 17 juta dan belum dilepas, maka kami bisa menambahkan sedikit dari harga itu dengan ketentuan mau memeliharanya sampai hari raya kurban tiba.
Kedua, menanyakan usia hewan
Seperti yang telah disebutkan di atas dalam mencari hewan kurban ada syarat dan ketentuannya. Menurut syariat usia hewan ternak yang boleh untuk kurban sebagai berikut, unta berusia 5 tahun menginjak tahun ke-6, sapi berusia 2 tahun menginjak tahun ke 3, domba atau kambing berusia 1 tahun dan masuk tahun kedua.
Dengan demikian tidak serta merta kita mencari sapi atau kambing, kita harus menanyakan dulu berapa usia sapi atau kambing sehingga memenuhi syarat hewan kurban
Ketiga, hewan kurban harus sehat dan tidak cacat
Selain harus sesuai dengan umur, syarat yang lain hewan harus sehat dan tidak cacat. Tidak pincang, tidak buta sebelah, dan tidak kurus.
Saya lebih suka mencari hewan yang dimiliki oleh orang rumahan. Walaupun memang harus keliling kampung dari rumah ke rumah, namun harga lumayan terjangkau dari pada membeli di pasar hewan. Apalagi pasar hewan saat ini tutup, karena adanya penyakit PMK yang tengah merebak di beberapa daerah di Indonesia.Â
Beruntungnya kami tinggal di pedesaan sehingga dengan mudah kami menemukan sapi rumahan, karena sebagian besar penduduk pedesaan masih banyak yang memelihara sapi.
Untuk mencari hewan yang sehat dan tidak cacat sangat mudah, karena kita langsung tahu bagaimana kondisi hewan tersebut. Dan Alhamdulillah sepanjang kami mencari hewan kurban belum pernah mengetahui hewan yang cacat.
Kali ini hewan kurban cukup sehat namun memang ada hewan yang kurus yang tentu tidak masuk dalam kriteria kami.
Keempat, atur kesepakatan dengan pemilik hewan
Jika telah berniat kurban tentu jauh hari sudah menyiapkan finansialnya. Biasanya satu bulan sebelumnya kami sudah mencari hewan kurban.
Agar kami dari panitia tidak terbebani memelihara hewan sebelum tanggal penyembelihan maka kami menyepakati, pengambilannya pada waktu hari raya tiba. Biasanya kami meminta pemilik mengantarkan pagi hari sebelum shalat Idul adha berlangsung.
Namun demikian kita juga harus memberikan biaya pemeliharaan yang sudah termasuk dengan harga sapi karena kita menitipkan sapi sebulan sebelum penyembelihan. Hasil kesepakatan saling menguntungkan dan tidak merugikan dari kedua belah pihak.
Bapak dan Ibu, Hari Raya Idul Adha sebentar lagi, bagi kaum muslimin yang ingin berkurban mulai saat ini tentu sudah memilah dan memilih hewan ternak yang akan dipinang. Semoga menyembelih kurban diniatkan untuk mencari ridha Allah subhanahu watala sehingga akan mendapat pahala di sisiNya. Amiin.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI