Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Berikut 5 Tips Mengatasi Rasa Takut pada Anak

23 Mei 2022   22:10 Diperbarui: 25 Mei 2022   08:28 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar anak penakut | Sumber: Thinkstockphotos.com via Kompas.com

"Ma, tolong antarkan aku pipis."

"Ya," sebentar Jawabku. Aku mengantarkan dan menungguinya di depan pintu toilet yang terbuka sehingga aku kelihatan dari dalam.

"Ma, aku gak berani ambil air di kulkas."

"Ya," sebentar jawabku sambil menyapu.

"Ma, ambilkan aku baju, aku takut masuk kamar."

Adalah permintaan putriku selama ini. Aku sendiri kadang merasa kesal dan gemas setiap apa yang dilakukannya selalu minta ditemani. Dia selalu tidak berani sendiri di kamar mandi, di kamar, dan di dapur. 

Mula-mula saya menganggap biasa karena masih berumur lima tahun, namun saat ini umurnya sudah hampir tujuh tahun tapi rasa penakutnya masih saja menanggapinya.

Terkadang saya sempat ngomel karena menurutku rasa takutnya keterlaluan. misalnya saja dia berusaha menahan pipis karena takut ke kamar mandi. Saya sering mengajak diskusi dengan kakaknya mengapa adik menjadi penakut.

"Terkadang adik itu lihat Youtube hantu-hantunan ma, atau ketika saya melihat drakor horor, dia ikut menontonya. Jadi, dia menjadi penakut," ujar kakaknya pada saya. 

"O ya benar juga ya," gumamku.

Menurutku si kecil jika di sekolah menjadi anak yang pemberani, mudah bergaul dan bisa bersosialisasi dengan temannya. Bahkan jika hari libur banyak temannya yang main ke rumah.

Pada laman halodoc disebutkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Vanderbilt University di awal 2012, ditemukan sebuah fakta bahwa rasa takut di dalam diri anak dipengaruhi oleh otak atau pikiran mereka. Karena itu, ibu diharapkan dapat membantu memberi stimulus pada pikiran anak bahwa dirinya bukanlah seorang penakut, sehingga anak menjadi lebih berani.

Berikut tips mengurangi rasa penakut pada anak

ilustrasi gambar: orami.co.id
ilustrasi gambar: orami.co.id

Pertama, mencari tahu apa penyebab anak menjadi takut

Seperti ilustrasi di atas, menunjukkan bahwa si kecil takut pada tempat-tempat tertentu sehingga saya perlu mencari tahu penyebab dia merasa takut. Apalagi, menurut kakaknya penyebab takutnya karena pernah nonton film horor. Untuk itu, perlu kiranya saya memperhatikan konten apa saja yang sering ditonton si kecil. 

Suatu saat saya ajak dia ngobrol, kenapa dia takut? Apa takut hantu? Dia mengangguk. Saya katakan di rumah ini tak ada hantu, hantu adanya hanya di Youtube, jadi besok lagi tidak boleh nonton hantu-hantunan.

Sejak itu, saya alihkan untuk menonton film kartun yang lucu dan mengedukasi, seperti Upin dan Ipin, Sopo Jarwo, juga Omar-Hana dan lain-lain.

Kedua, jangan membentak dan memarahi

Sebagai ibu, terkadang ada rasa jengkel jika si kecil sering minta tolong untuk menemani dan menunggui segala aktivitasnya, bahkan saya sempat mengomelinya. Namun tindakan itu justru menjadi anak semakin takut dan tertekan.

Disamping dia punya rasa takut yang timbul dari dalam dirinya, juga mempunyai perasaan tertekan karena orang di sekelilingnya justru meresponsnya dengan negatif. Seperti yang saya sampaikan di atas, si kecil menahan pipis karena takut ngomong.

Untuk itu bicara dengan pelan dan penuh kesabaran, ajak dia ngobrol bahwa suatu saat dia harus melakukannya sendiri, karena jika Mama tidak ada di rumah dia harus melakukan aktivitasnya sendiri tanpa ditemani orang lain.

Misalnya, jika bertambah besar nanti ketika mandi maka pintu toilet harus ditutup dan tidak boleh ada orang melihatnya. Hal itu harus dilatih dari sekarang. 

Menyampaikan nasihat dengan kalimat sederhana dan bisa dipahami si kecil penting dilakukan agar dia mengerti dan menambah keberanian pada dirinya.

Tiga, jangan melarang anak dengan menakut-nakuti

Terkadang masih ada beberapa ibu yang melarang anaknya bermain di salah satu tempat, parit misalnya dengan menakut-nakuti. 

Misalnya, "Kakak, jangan main di situ, nanti ada genderuwo lo." Kalimat-kalimat seperti itu jika sering dikatakan, maka anak mempunyai anggapan bahwa sosok genderowo ada dan akan menakutinya.

Untuk itu sebaiknya memberikan larangan kepada anak dengan memberikan pujian atau hadiah, seperti, "Kakak jangan main di situ ya, nanti ibu beri hadiah." Tentu hadiah ini adalah sesuatu yang diinginkan si kecil sesuai kemampuan kita, misalnya ice cream atau boneka kesayangan atau mainan yang lain.

Keempat, memberikan umpan dengan makanan kesukaan untuk menumbuhkan keberanian

Anak-anak tentu memiliki makanan favorit. Sebagai orangtua terkadang kita membelikannya. Nah, kesempatan ini dapat diberikan terhadap anak untuk menghindari rasa takut. Misalnya beberapa kali saya memberikan snak kesukaan si kecil. Snak itu saya masukkan lemari es yang ada di dapur.

Saat dia baru tiba dari sekolah sengaja saya mengatakan, "Kakak, Mama tadi membelikan mister potato kesukaanmu. Ayo, ambil di kulkas", tanpa rasa takut dia berlari menuju dapur dan mengambilnya.

Artinya dia berani di ruang dapur dan mengambilnya sendiri tanpa merasa takut sedikit pun. Itu artinya sebenarnya rasa takut itu terjadi dari pikirannya sendiri, dia tidak sempat berpikir takut ketika mendengar makanan kesukaannya.

Kelima, Membimbingnya dengan berdoa agar tumbuh keberanian

Memberi motivasi pada anak sangat diperlukan. Sebagai orangtua tentu tidak akan bosan memberikan bimbingan dan tuntunan. Saya sering mengajarkan anak untuk berdoa dulu sebelum melakukan sesuatu. Cara ini juga dapat melatih keberanian pada anak.

Misalkan, "Ayo Nak, ambil air minum sendiri di atas meja ya, tapi sebelumnya berdoa dulu agar kamu dijaga oleh Allah",

Kemudian saya menghitungnya, "Ayo Mama hitung dengan hitungan ketiga, kamu baca Bismillah dan berjalan mengambilnya ya." Karena dia konsentrasi berdoa maka pikiran takut lambat laun akan hilang. Tentu hal ini harus dilatihkan secara bertahap.

Bapak dan Ibu mari menanamkan rasa keberanian pada anak. Sebagai orangtua kita harus merespon terhadap kebiasaan anak yang cenderung menjadi penakut. Bimbing mereka tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan tidak cengeng dalam menghadapi masa depannya.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun