Pagi itu seperti biasa saya datang sekolah dan menuju ke parkiran motor. Belum selesai saya memosisikan motor tiba-tiba beberapa anak berlari menuju ke arah saya dan mengadu, "Bu, kaca kelas satu pecah".
"Ya, Bu, kaca jendela kelas satu pecah". Saya belum merespons karena masih sibuk dengan motor yang saya parkir.
Setelah selesai, belum sempat menanggapinya, tiba-tiba sebagian murid berdatangan dan menggerombol, sehingga saya menjadi kerumunan anak-anak. Semua berkata dengan bahasa mereka sendiri yang intinya mengadukan bahwa kaca jendela kelas satu pecah.
Spontan saya berjalan menuju kelas satu, dan memang benar jendela itu sudah tak berkaca lagi. Sontak saya menanyakan, "Siapa tadi yang memecahkan kaca?"
"Barja, Bu," jawab anak-anak serempak.
"Benar Barja yang memecahkan jendela?" Tanyaku heran.
Barja yang dari kejahuan berlari mendekatiku dan menjawab lesu, "Ya Bu, saya yang memecahkan jendela."
"Loh memangnya sepagi ini kamu sudah bermain sepak bola, siapa saja temanmu?"
"Sendiri Bu," Â jawabnya penuh percaya diri.
"Saya tidak sengaja Bu, tiba-tiba tendangan saya menuju ke arah jendela," jawabnya tegas.