Menjadi orang tua tentu berharap mempunyai anak yang dapat mikul dhuwur mendem jero. Peribahasa Jawa ini sering menjadi nasehat orang tua terhadap anak.Â
Adalah sebuah harapan orang tua terhadap anak jika kelak dewasa. Anak dapat mengangkat derajat orang tua dan dapat mengubur dalam-dalam aib atau kekurangan orang tua atau keluarga, kurang lebih begitu makna dari peribahasa itu.
Namun penerapannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Saat ini pendidikan anak menjadi prioritas orang tua yang berpengalaman, artinya semakin tinggi tingkat pengalaman otang tua maka semakin tinggi pula prioritas terhadap pendidikan anak.
Sebaliknya bagi orang tua yang kurang berpengalaman maka pendidikan bukanlah sebuah prioritas, seperti yang ada di sekitar tempat tinggal saya yang berada di kawasan pedesaan yang belum maju, cara pandang orang tua masih banyak yang kolot.
Misalnya beranggapan jika menyekolahkan anak ke tingkat yang lebih tinggi justru akan menghabiskan kekayaannya, sebaliknya jika tidak sekolah anak dapat membantu orang tua untuk bekerja baik di sawah maupun di pabrik, yang hasilnya dapat menambah kekayaan keluarga.
Saya berusaha menjadi orang tua yang berpengalaman, artinya pendidikan anak menjadi prioritas utamaku. Karena perjalanan hidup manusia akan ditentukan dengan ilmu.Â
Jika ingin bahagia di dunia maka dengan ilmu dan jika ingin bahagia di ahirat juga dengan ilmu. itu artinya ilmu menjadi komponen utama yang dapat mengangkat derajat manusia baik di hadapan manusia maupun di hadapan Tuhannya.
Seperti yang terdapat dalam alquran surat Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya : Allah akan mengangkat derajat orang-orang beriman diantara kamu dan orang- orang yang berilmu.
Saya menjadi ingat pengalaman di tahun 2014 ketika anak pertama masuk di Pergutuan Tinggi Negeri. Selain di arahkan guru BP anakku juga mencoba menentukan pilihannya. Mula-mula ikut jalur undangan atau SNMPTN, namun belum beruntung selanjutnya ikut jalur SBMPTN juga belum berhasil.