Kedua, menyampaikan pentingnya belajarÂ
Di WA grup juga saya sampaikan pentingnya belajar, jangan sampai keutamaan belajar dikalahkan dengan kepentingan-kepentingan yang bisa ditunda.
Seperti yang dialami Anto, Anto bisa saja mengikuti ibunya ke manapun pergi namun setelah pulang dari sekolah, jadi tidak meninggalkan kewajibannya.
Yang harus dipahami oleh wali murid, bahwa jangan selalu melibatkan anak dengan kepentingan orang dewasa, seperti yang dilakukan ibunya Anto, mau takziyah kok mengajak anaknya, sehingga anak akan lebih tertarik pada ajakan ibunya dari pada sekolah.
Anto merasa lebih senang naik mini bus beramai-ramai dari pada bersekolah. Maka pengertian ini harus dipahami oleh seluruh wali murid, sehingga tidak sering mengajak anaknya pergi ke luar kota untuk kepentingan orang tua dan meninggalkan kepentingan anaknya, yaitu bersekolah.
Ketiga, komunikasikan hal-hal terkait dengan pembelajaran
Ada banyak hal yang harus dikomunikasikan kepada orang tua terkait kondisi pembelajaran mereka di di sekolah.
Misalnya siswa A yang suka ngantuk di kelas, maka saya menegur orang tuanya agar jangan tidur larut malam.Â
Begitu juga dengan siswa B yang suka minta jajan sama temannya, ternyata tidak diberi uang saku dengan alasan memberi pelajaran agar hemat.
Demikian juga siswa C yang tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumahnya (PR) karena tidak didampingi orang tuanya ketika belajar. Dan banyak masalah-masalah lain yang menjadi problematika pendidikan di SD.
Keempat, tegas dalam memberi keputusan