Menurut nara sumber, Dr.H. Sariban manfaat menulis  salah satunya sebagai terapi kepikunanan. Ini yang menarik  di bahas dalam forum karena survey membuktikan mereka para penulis  senior hingga masa tuanya tidak mengalami kepikunan.
Manfaat  lain adalah menulis dapat menjadi ladang amal jariyah. contoh jika kita menulis tentang kebaikan dan kebaikan itu dilakukan oleh orang lain secara berulang-ulang maka kita akan mendapat pahala sebagai amal jariyah yang kelak akan mengantarkan kita  ke surga.
Dr.Sariban yang menyampaikan materi  renyah dan kocak dapat dengan mudah diterima oleh peserta workshop.
Kedua, mengetahui kiat-kiat menulis di media massa.
Menurut Wahyu Kuncoro, Pimpinan Harian Bhirawa dan juga dosen UNTAG menyampaikan bahwa jika ingin mengirimkan artikel di Koran atau majalah, sebaiknya kenali dulu koran atau majalah yang menjadi tujuan kita. Segmen apa yang biasa dimuat di koran atau surat kabar tersebut.
Contohnya koran Bhirawa identik dengan kebijakan pemerintah. Maka tulis dan kirim artikel yang menyoroti  tentang kebijakan-kebijakan pemerintah  menurut sudut pandangan kita, ini yang dinamakan opini.
Ketiga, mengetahui cara menulis artikel atau opini
Materi yang disampaikan oleh Yudha Satria Utama ini tak kalah pentingnya. Pada sesi terahir beliau menyampaikan cara menulis opini sekaligus praktek menulis opini. Â Pertama kita harus mengetahui di bidang apa keahlian kita.
Setelah mengetahui bidang yang dikuasai maka kita akan menulis opini menurut cara pandang kita. Dengan begitu akan mudah  menulis dari sudut pandang yang kita kuasai.
Misalnya adanya harga minyak goreng yang terus melambung, jika kita seorang ibu rumah tangga maka kita akan menulis dari kaca mata seorang ibu rumah tangga yang resah akan tingginya harga minyak, akibat yang ditimbulkan sekaligus solusi dari masalah tersebut.