Maklum saja karena yang saya tumpangi adalah kereta ekonomi lokal dari Surabaya sampai ke Bojonegoro entah berapa kali kereta harus menurunkan penumpang, saya tidak sempat menghitungnya mungkin delapan sampai sembilan kali stasiun yang dilewatinya.
Beberapa kali petugas dengan suara merdunya terkesan ramah mengingatkan penumpang untuk beralih dari gerbong yang ia tumpangi ke gerbong yang paling depan untuk memudahkan dia keluar tepat di pintu stasiun.
Ketiga, Tiket mudah didapat lewat On line.
Zaman sekarang apasih yang tidak  terjangkau, hanya orang-orang sezaman ibu saya yang kurang  tahu apa itu On line. Semua kebutuhan harian kita sekarang telah dijajakan lewat media On Line.
Hal ini yang memudahkan kita tanpa harus berpayah-payah keluar rumah. Segala jenis kebutuhan harian  termasuk  makanan yang kita inginkan tinggal klik aja, barang atau makanan akan datang sesuai dengan pesanan.
Demikian juga dengan tiket kereta api, cukup kita pesan lewat HP Android  yang kita punya  maka  E-tiket akan kita dapatkan, tanpa harus pergi ke stasiun yang jaraknya kurang lebih 30 KM  dari tempat tinggal saya.
Keempat, melatih disiplin bagi penumpang
Pemberangkatan kereta api terjadual jadi tidak serta merta kita datang kemudian berangkat. Untuk itu penumpang harus bisa mempertimbangkan kedatangannya agar tidak ketinggalan kereta.
Tidak seperti jika kita naik bus, kita datang kemudian munuju bus yang kita inginkan, karena jumlahnya  berjajar maka jika terlambat datang kita bisa nunggu bus berikutnya.
Ada kejadian yang mengesankan pagi itu, ketika petugas sudah mempersilahkan masuk maka seluruh penumpang antre untuk menunjukkan E- tiket dari ponsel masing-masing.