Untuk menentukan anak mengalami hambatan sebaiknya guru bekerjasama dengan psikolog mengadakan identifikasi terhadap siswa.Â
Berikut cara mengidentifikasi siswa yang diduga mempunyai hambatan tunalaras dilansir dari Bimtek GPK:
- Sering berbuat asusila
- Sering berkelahi
- Sering membolos
- Sering bicara cabul
- Sering mencuri
- Kecanduan minuman keras /alkohol/ zat adiktif lainnya
- Mudah terpancing emosinya /mudah marah
- Sering melakukan tindakan agresif, merusak, mengganggu
- Sering bertindak melanggar norma sosial/norma susila/hukum
Jika bapak/ibu menjumpai siswa dengan perilaku tersebut di atas sebaiknya melakukan hal-hal berikut ini:
Pertama, membiasakan pendekatan religius
Pendekatan relegius sangat dianjurkan untuk menangani siswa yang diduga mengalami hambatan tunalaras.Â
Perilakunya cenderung melanggar norma susila dan sosial di lingkungan terdekatnya. Seperti  yang  dilakukan Gio, sering mengambil milik orang lain.
Guru harus selalu memberi pengertian tentang bagaimana hukumnya seseorang yang mengambil milik oramng lain, sesuatu yang dimakan dengan jalan yang tidak baik akan menjadikan madharat untuk dirinya.
Nilai agama harus ditanamkan dalam kehidupannya, sebagai kontrol perilakunya yang merugikan orang lain.Â
Barang siapa berbuat baik dia akan menuai kebaikan dan barang siapa yang melakukan kejahatan sebesar biji pun pasti akan berbalas. Diharapkan Gio memahami kaidah agama seperti ini.
Kedua, memberikan batasan yang boleh dan yang tidak boleh
Mendampingi siswa tunalaras harus dengan dua pilihan, boleh dan tidak boleh. Ada beberapa cara untuk membatasi perilakunya, bisa juga dibuatkan daftar pekerjaan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Ini penting untuk mereka, supaya mereka dapat menyesuaikan perilakunya. Contoh:Â
- Mengambil milik orang lain (tidak boleh)
- Membagi jajanan dengan teman (boleh)
- Memukul teman (tidak boleh)
- Menolong teman ketika jatuh(boleh)