Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Berikut Kiat-kiat Menjadi Guru Pembimbing Khusus

18 November 2021   10:56 Diperbarui: 18 November 2021   15:31 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelaksanaan bimtek di hotel Paragon Solo| Sumber: Dokumentasi pribadi

Terlahir menjadi anak berkebutuhan khusus bukanlah keinginan, namun jika Tuhan berkehendak maka kita sebagai orangtua maupun guru harus mau menerima dengan kelapangan hati. 

Mereka adalah amanah Tuhan yang harus dirawat, dijaga, dan dipenuhi haknya. Mereka terlahir dalam keadaan istimewa adalah bukti nyata bahwa Tuhan Maha kuasa atas semua mahluknya.

Friedde Mangunsong dalam buku "Psikologi dan Pendidikan Anak berkebutuhan Khusus", 2009:4 Anak Berkebutuhan Khusus atau anak luar biasa adalah anak yang menyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal: ciri-ciri mental, kemampuan sensorik, fisik, dan neoromaskular, perilaku sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi, maupun kombinasi dua atau lebih dari hal-hal di atas; sejauh ia memerlukan modifikasi dari tugas-tugas sekolah, metode belajar atau pelayanan terkait lainnya, yang ditujukan untuk pengembangan potensi atau kapasitasnya secara maksimal.

Sejak tanggal 16 sampai 19 November 2021, saya berkesempatan untuk mengikuti workshop guru pembimbing khusus di Hotel Paragon Solo. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi pendidik sebagai bekal dalam menghadapi peserta didik yang berkebutuhan khusus.

Saat ini sudah banyak sekolah regular yang telah menjadi sekolah inklusi. Itu artinya sekolah tersebut berhak dan wajib menerima peserta didik yang berkebutuhan khusus. Hal ini menjadi angin segar bagi orangtua yang mempunyai putra atau putri yang berkebutuhan khusus.

Menjadi guru pembimbing khusus memang tidak ringan, perlu kesabaran tingkat tinggi, ketelatenan luar biasa dan keikhlasan tiada batas, semua dengan satu tujuan mengantarkan mereka menjadi personil yang layak untuk dihargai sebagai individu yang pantas untuk dilayani dengan sepenuh hati.

Semua orangtua menginginkan putra-putrinya sempurna baik fisik maupun psikisnya, kemampuan motorik dan intelektualnya, namun jika Tuhan berkehendak lain maka kita harus menerima mereka apa adanya, itu artinya Tuhan memilih kita sebagai hamba yang terpilih sebagai pembina dan pembimbing mereka menjadi insan yang patut untuk dihargai dan diterima di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Ada banyak cerita yang disampaikan dari peserta GPK (Guru pembimbing Khusus), mereka secara langsung menangani peserta didik berkebutuhan khusus, contohnya lambat belajar, tuna grahita, tuna laras, autis, dan masih banyak lagi.

Guru-guru hebat tersebut berbagi ilmu dan pengalaman, satu per satu mereka mempresentasikan temuan-temuan dan kendala yang mereka hadapi, kemudian dibahas bersama mencari solusi dan formula yang dapat dijadikan pedoman untuk membimbing anak-anak yang istimewa ini.

Contohnya Ibu Sriyatni, S.Pd, seorang GPK asal Tuban tersebut dengan lancar dan penuh dedikasi menyampaikan pengalamannya selama sepuluh tahun menangani PDBK (peserta didik berkebutuhan khusus) kategori down syndrome. 

Lain lagi dengan Ibu Kasmiati, narasumber yang berasal dari SLB Prayuana Yogyakarta ini juga membimbing dan menangani permasalahan anak berkebutuhan khusus sejak tahun 1992.

Pengertian GPK (Guru Pembimbing Khusus)

GPK sesuai dengan buku pedoman penyelenggara pendidikan inklusi tahun 2007 adalah guru yang mempunyai latar belakang pendidikan khusus/pendidikan luar biasa atau yang pernah mendapat pelatihan tentang pendidikan khusus/luar biasa, yang ditugaskan di sekolah inklusi.

Satuan Penyelenggara Pendidikan Inklusi (SPPI) di Indonesia saat ini kurang mempunyai Guru Pemimbing Khusus yang berkualifikasi akademik pendidikan khusus.

Program pemenuhan guru pembimbing khusus merupakan salah satu program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Menengah dan Pendidikan Khusus sekaligus meningkatkan kompetensi guru di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dan guru sekolah umum yang melayani pendidikan bagi peserta didik yang beragam

Menurut saya, ada beberapa kiat-kiat yang sebaiknya dimiliki oleh guru pembimbing khusus:

Simulasi dalam penanganan Anak berkebutuhan khusus oleh kelompok GPK 18.4| Sumber: Dokumentasi pribadi
Simulasi dalam penanganan Anak berkebutuhan khusus oleh kelompok GPK 18.4| Sumber: Dokumentasi pribadi

Pertama, niatkan membimbing untuk mendapat ridha Tuhan Yang Maha Esa.

Membimbing siswa berkebutuhan khusus, harus mengedepankan simpati dan empati, simpati bahwa mereka membutuhkan seseorang yang mengerti dengan dirinya. Empati, ikut merasakan bahwa mereka juga ingin merasakan kehidupan layaknya anak-anak reguler, yang tidak menjadi beban orang-orang di sekitarnya.

Mengkondisikan mereka dengan membimbing dan membersamainya adalah keharusan. Niatkan mendapat ridha dari Sang kuasa. Mereka diciptakan untuk mendapat sentuhan dari orang-orang yang mau peduli. Guru pembimbing khusus harus menjadi orangtua yang bisa melindungi dan memberikan kehangatan bagi mereka.

Kedua, Tumbuhkan ikhlas tanpa mengharap imbalan

Jika diluar sana ada anak berkebutuhan khusus dengan orangtua yang berkecukupan, maka orangtua tersebut mampu membayar dan menyewa perawat sekaligus pembimbing, namun jika orangtua tidak mampu membayar mahal cukup kitalah sebagai perawat sekaligus orangtua ketika berada di lingkungan sekolah.

Dengan niat ikhlas kita darmakan tenaga dan kepayahan kita sebagai celengan dan bekal di akhirat kelak. Jika menjumpai anak yang bahkan untuk minum saja tidak tahu harus diarahkan ke mana botol yang berisi minuman maka guru pembimbing khusus yang menjadi pelayan untuk mereka.

Dengan berbekal ikhlas, insyaallah pahala akhirat akan kita dapatkan kelak di hari pembalasan.

Ketiga, membekali diri dengan ilmu pengetahuan tentang Anak Berkebutuhan Khusus

Menjadi teman sekaligus orangtua bagi ABK(Anak Berkeburuhan Khusus) harus mengetahui dunianya, bagaimana tabiat dan sifat yang menjadi kebiasaan mereka, sehingga layanan yang kita berikan akan tepat sasaran.

Untuk itu pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaaan, Riset, dan Tehnologi menyelenggarakan bimtek bagi guru-guru pembimbing khusus agar nantinya dapat melayani dan menerapkan ilmu yang telah diterima selama bimtek sehingga mereka mampu melakukan identifikasi, asesmen, dan melaksanakan pembelajaran dengan baik.

Keempat, saling membuka diri dan sharing dengan GPK lain.

Belajar dari orang lain yang dianggap lebih professional sangat penting, karena dalam sekolah inklusi akan banyak ditemui anak disabilitas dengan kategori tertentu. 

Membuka diri menjadi penting untuk selalu mengupdate ilmu agar dalam menangani dan membimbing ABK sesuai kebutuhannya, jangan sampai kehadiran kita menjadi traumat bagi mereka.

Bapak dan Ibu, mari dampingi mereka dalam menapaki dunianya, mereka membutuhkan sentuhan tangan-tangan yang simpati dan empati, mereka membutuhkan pendampingan yang lebih. Tuhan menciptakan mereka agar kita menyambutnya dengan kasih sayang dan ketulusan.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun