Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Cara Melatih Sikap Pantang Menyerah pada Siswa

15 November 2021   12:43 Diperbarui: 15 November 2021   14:30 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Ilsutrasi murid pantang menyerah | Sumber gambar dari edukasi.kompas.com

Karakter anak harus ditanamkan sejak dini, sebaiknya memberi motivasi dan semangat pada anak selalu dilakukan baik dari orang tua maupun guru.

Sikap pantang menyerah salah satunya, sikap ini perlu mental yang kuat dan melekat pada seseorang. Sukses tidak diraih dengan berpangku tangan, namun dengan kegigihan dan kerja keras.

Keadaan ekonomi dan latar belakang orang tua sangat mempengaruhi cara berfikir anak tentang masa depan. 

Saya menjumpai beberapa anak dengan cita-cita yang sederhana karena latar belakang orang tua yang sederhana pula.

Suatu hari saya bertanya kepada salah satu siswa di kelas, "Nak, apa cita-citamu kelak?"

"Saya ingin jadi sopir bu, seperti kakek saya." Jawaban polos bocah kelas lima ini, mengernyitkan dahiku. 

Saya tahu kondisi dia, tiap hari dia bergelut dengan truk punya kakeknya yang bekerja pada bos Pasir.  

Sejak adanya pandemi, dia sering ikut kakeknya nyopir bahkan saat ini jika kakeknya kelelahan di tengah jalan dia yang menggantikannya. 

Sudah dua hari dia tidak sekolah, ketika saya tanya dia menjawab diajak kakeknya nyopir, "Saya suka nyopir, kalau capek saya makan di warung, santai dan banyak teman," ujar si Lio ketika saya tanya cita-citanya. 

Lain lagi dengan si Barja Bocah ini ingin jadi tukang parkir, karena sering ikut ibunya menjadi tukang parkir di pasar.

"Enak bu, jadi tukang parkir, pekerjaannya ringan dan mendapatkan uang dari hasil setoran yang kita dapat."

Saya menjadi haru melihat anak-anak yang mempunyai cita-cita sederhana, di saat teman-teman di kota ingin menjadi dokter, polisi, pilot, justru anak-anak ini mempunyai cita-cita dari apa yang dia lihat. Cara pandang mereka cukup sederhana, asal dia mendapat uang itulah yang menjadi pekerjaannya.

Mereka cukup tahu mengukur dirinya dari apa yang dia lihat sehari-hari, sering tidak punya sangu ketika sekolah, juga melihat bagaimana ibunya mencari uang untuk sekedar makan keluarganya.

Dengan latar belakang pendidikan orang tua yang tidak menamatkan sekolah dasar, mereka memberikan pengertian sekolah tidak perlu tinggi, yang penting bagaimana mereka mendapat pekerjaan untuk sekedar makan, itu saja yang mereka wejangkan pada anak-anaknya.

Hari itu saya bertanya pada anak-anak, apakah hari ini semua mendapatkan sangu dari ibunya, semua menjawab iya, namun Barja mengatakan, "Tidak bu, ibu saya tidak punya uang."

Saya senang mendengar jawaban Barja, walaupun tidak sangu tapi tetap saja dia masuk sekolah, hal ini pernah saya sampaikan diawal pembelajaran tatap muka dimulai.

"Kata ibu saya, bawa air minum saja yang banyak nanti kalau terasa lapar, minum air itu sudah cukup," ujar Barja di depan teman-temannya. 

Saya cukup bangga dengan anak-anak ini, mereka sudah tidak merasa minder lagi. Beberapa teman juga menyampaikan, "Iya bu, kalau saya tidak punya sangu saya juga tetap sekolah."

"Bagus, itu yang diharapkan dari bu guru, sering saya sampaikan bahwa yang paling penting menuntut ilmu, belajar di sekolah bukan sangunya."

"Anak-anak jika kalian ingin punya sangu sendiri, kalian bisa bersekolah sambil membawa makanan ringan, nanti bu guru akan membeli."

"Bu, saya boleh bawa krupuk kah? Karena tetangga saya punya olahan krupuk gorengan pasir, saya diminta untuk menjualnya," ujar Barja.

"Ya, bawa saja, nanti bu guru atau mungkin teman-teman yang lain akan tertarik membeli." 

Dan esok harinya Barja membawa kerupuk 10 kantong plastik untuk dijual. Setiap satu kantong plastik dihargai Rp 2000,-. 

Alhamdulillah setiap pasaran kliwon dan pahing Barja membawa krupuk jualannya.

Berikut cara saya menanamkan sikap pantang menyerah pada anak-anak:  

Pertama, jangan merasa minder

Keberadaan kita adalah bagian hidup kita, jangan pernah menyesal kita dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu. Itu artinya Tuhan memberikan kesempatan kepada kita untuk berusaha. 

Siapapun dari kita jika mau berusaha Tuhan akan memberikan jalan rezeki, tentunya berusaha dengan jalan yang halal.

Seperti yang dilakukan Barja saat ini, dia membawa krupuk sembari bersekolah. Dia mendapat uang dengan cara yang halal juga tidak mengganggu dalam belajar. 

Kedua, selalu bersyukur kepada Tuhan

Barang siapa bersyukur, Tuhan akan menambah rezeki yang ada pada kita dan barang siapa kufur, Siksa Allah sangatlah pedih.

Kandungan surat Ibrahim ayat 7 dalam kitab suci umat Islam itu memberikan pengertian pada kita bahwa kita harus selalu bersyukur apapun yang menjadi bagian hidup kita.

Hidup kita sudah diatur dan ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa, kaya atau miskin banyak rezeki atau sempit rezeki semuanya harus kita syukuri, karena yang terpenting bagaimana kita menyikapi hidup. Selalu bersyukur menunjukkan kita sebagai hamba yang beriman.

Ketiga, jangan suka mengeluh

Mengeluh bukan karakter orang sukses, mereka selalu berusaha dan pantang menyerah, apapun yang terjadi harus optimis dan berusaha sekuat tenaga.

Mengeluh menunjukkan orang gampang menyerah, maka hilangkan sikap itu, karena hanya akan menghambat kemajuan dan produktivitas kita.

Keempat, bersekolah hingga tingkat yang lebih tinggi

Jangan puas dengan hanya tamat SD, menuntut ilmu harus pada jenjang yang lebih tinggi, sukur-sukur kalian nanti bisa kuliah.

Jika ada kemauan, pasti akan ada jalan. Semakin tinggi pendidikan kita maka akan semakin ringan beban pekerjaan yang kita dapatkan. 

Sebaliknya, seorang yang tidak sekolah maka akan mendapatkan pekerjaan dengan bayaran yang rendah pula, karena mereka tidak punya keahlian.

Namun jika kita berpendidikan tinggi, pekerjaan yang kita lakukan akan lebih ringan, misalnya jika kalian bisa menamatkan SMA maka kalian akan mempunyai pekerjaan yang lebih baik dari orang tua kalian.

Bercita-citalah setinggi mungkin berusaha dan tetap berikhtiaar agar kalian menjadi orang yang sukses. 

Tuhan memberikan kesempatan kepada umatnya untuk maraih cita-cita setinggi mungkin, kejar cita-cita itu dengan berusaha dan jangan mudah menyerah.

Tuhan akan merubah kehidupan hambanya jika hamba itu mau berusaha untuk berihtiyar. Tuhan akan selalu membimbing hambanya jika dia mau bertawakkal kepada-NYa.

Bapak dan ibu, mari kita bimbing anak-anak kita mempunyai sikap yang optimis, pantang menyerah menyambut masa depan yang gemilang

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun