Setiap anak yang lahir memiliki potensi yang berbeda-beda. Mereka memiliki kecerdasan dan bakat yang berbeda pula, tidak seharusnya kita sebagai orang tua maupun guru menyamaratakan atau membanding-bandingkan antara satu dengan yang lainnya.
Sebaliknya sebagai guru kita harus mengerti kekurangan dan keterbatasan mereka, sehingga kita akan tahu apa yang kita lakukan agar mereka memiliki hak yang sama untuk menerima pelajaran layaknya seperti teman-temannya yang lain.
Pada lembaga pendidikan, sering kita jumpai peserta didik yang mengalamai hambatan dalam belajar, hal ini sangat wajar karena tidak mungkin seluruh peserta didik mempunya tingkat kecerdasan yang sama.
Namun demikian sebagai guru harus bijaksana dalam mengidentifikasi peserta didik tersebut, harus cermat dan hati-hati agar guru tidak salah dalam memberikan bimbingan terhadap mereka.
Hampir semua guru dan juga orang tua menginginkan anaknya sempurna baik fisik, psikis maupun akademiknya, namun begitu Tuhan Maha Kuasa atas semua mahluk ciptaannya.Â
Ada kalanya kita menemuai anak yang pintar, sedang, atau anak yang lambat dalam menangkap materi pelajaran. Semuanya harus kita perhatikan dan kita layani sesuai kebutuhan mereka.
Kita harus memberikan yang terbaik untuk anak-anak yang menjadi generasi penerus bangsa ini, mereka harus diperlakukan sama, dan tidak boleh membeda-bedakan karena latar belakang kemampuannya yang berbeda, justru kita harus memberikan perhatian yang lebih bagi mereka yang diduga mempunyai keterlambatan dalam belajar.
Seperti di kelas yang saya ampu, ada dua siswa yang menurutku mempunyai perbedaan di antara temannya.
Dua anak tersebut lambat dalam menangkap materi pelajaran. Untuk itu saya harus melakukan identifikasi secara cermat dan hati-hati.
Dalam hal ini kita harus menggunakan asesmen dengan mengumpulkan data dan informasi tentang anak, penafsiran dan pembuatan kesimpulan yang digunakan dalam pembelajaran yang dilakukan (Suhairi 2005).