Sebagai pendidik, kita perlu berusaha sekaligus berupaya memberikan yang terbaik untuk para siswa demi tercapainya ketuntasan belajar minimal. Selain itu, dalam menghadapi globalisasi dunia yang telah menganak pinak di belahan bumi ini, tampaknya guru juga perlu menjadikan kegiatan penanaman sikap dan karakter siswa sebagai prioritas.
Sejak menerima SK mutasi, menjadikan saya harus beradaptasi pada lingkungan yang baru, baik sesama pendidik maupun peserta didik. Saya sempat kaget mendengar laporan kepala sekolah bahwa calon murid saya ada yang belum bisa membaca, kebetulan saya ditunjuk sebagai wali kelasnya. Dengan berbesar hati saya menyetujui tugas tersebut. Bagi saya tidak masalah, ini sebuah tantangan sekaligus tanggung jawab yang harus diterima.
Memang sempat kaget sih, “Kok bisa anak kelas 5 SD belum bisa membaca,” gumam saya dalam hati. Namun itulah yang terjadi, dan bukan hal baru yang harus dirisaukan, karena setiap lembaga pasti ada anak yang lambat belajar.
Di sinilah tanggung jawab sebagai pendidik, bagaimana peserta didik mempunyai kemampuan rata-rata dengan temannya. Namun, demikian tidak bisa dipungkiri bahwa setiap siswa mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Hal itulah yang harus dipahami oleh warga sekolah.
Sejak diterapkannya PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas) maka segera saya merancang metode pembelajaran yang nanti akan diterapkan di kelas yang note bene ada dua murid yang belum bisa membaca. Siswa yang satu, sebut saja si X sudah bisa mengeja tertatih-tatih. Siswa satunya, si S, baru mengenal huruf, tetapi, belum bisa mengeja dengan konsonan.
Bismillah, saya niatkan mengajar sekaligus mendidik mereka dengan sepenuh hati. Akhirnya saya menggunakan metode pembelajaran partisipatif yaitu metode pembelajaran yang mengikut sertakan peserta didik untuk mengambil bagian dalam proses pembelajaran baik, mendengarkan, berbagi pengalaman, maupun sharing dengan pengalaman yang telah dilaluinya.
Beberapa langkah yang saya terapkan dalam pembelajaran partisipatif antara lain:
Pertama, berbagi pengalaman