h. Tindakan (Action): Menunjukkan suatu perbuatan, dalam konteks investigasi audit, seorang audit bertugas untuk menguji  suatu data apakah valid dan dapat dibuktikan kebenarannya, mengumpulkan , melakukan uji sampling serta mengkonfirmasi data kepada pihak ketiga.
i. Pasal (Passion): menunjukkan suatu tindakan yang di ajukan kepada "ada" itu sendiri, bahwa auditor harus memahami konteks atau motif yang dilakukan oleh perusahaan apabila perusahaan melakukan penyelewengan perpajakan dan hanya mementingkan keuntungan secara laporan keuangan dan hanya fokus kepada investor tanpa memikirkan keandalan laporan nya.
2. Model Empat Penyebab Aristotle: Model empat penyebab Aristotle dapat membantu dalam mengidentifikasi akar penyebab masalah perpajakan yang sedang diaudit. Dalam kertas kerja audit, penggunaan model ini akan membantu memfokuskan investigasi pada penyebab yang mendasari pelanggaran perpajakan. Berikut adalah contoh penerapan model empat penyebab:
a. Penyebab Material: Menghubungkan kaitan suatu transaksi janggal yang ditemukan apakah transaksi tersebut material dan diperlukannya peninjauan lebih lanjut, karena biasanya meskipun sebuah transaksi yang bermasalah tidak material namun sebetulnya bisa saja memiliki dampak yang signifikan terhadap impact dari perpajakannya.
b. Penyebab Formal: Penyebab yang ditelusuri dengan berpatokan pada hukum ataupun undang-undang perpajakan yang mengaturnya.
c. Penyebab Efisien: Apakah suatu entitas yang tidak patuh dalam pemenuhan kewajiban perpajakannyaÂ
Mengidentifikasi aktor atau entitas yang bertanggung jawab secara efektif atas pelanggaran perpajakan, seperti individu, perusahaan, atau lembaga keuangan.d. Penyebab Final: Menyelidiki motif atau tujuan di balik tindakan pelanggaran perpajakan, seperti keuntungan finansial atau penghindaran pajak.
3. Model Platon Melalui Lima Tahap Progress Jiwa Rasional:Â Model Platon tentang lima tahap progress jiwa rasional, yaitu Eikasia, Pistis, Dua Garis Membagi Dianoia, dan Noesis, dapat digunakan sebagai panduan dalam mengembangkan pendekatan yang sistematis untuk menemukan barang bukti dan alat bukti dalam audit. Namun, untuk kertas kerja audit, pendekatan yang lebih umum dan praktis adalah menggunakan tiga tahap berikut:
a. Visible World (Doxa atau Opini): Pada tahap ini, auditor mengumpulkan dan memeriksa informasi awal, termasuk dokumen, catatan, dan bukti yang tersedia secara terbuka dan mudah diakses.
b. Dua Garis Membagi:Â Pada tahap ini, auditor melakukan penyelidikan lebih lanjut dan menyaring informasi yang relevan dari yang tidak relevan. Auditor mungkin perlu menerapkan teknik khusus, seperti wawancara, konfirmasi, atau analisis data, untuk menemukan barang bukti yang lebih signifikan.
c. Intelligible World (Episteme Knowledge): Tahap ini melibatkan pemahaman yang lebih mendalam dan sintesis informasi yang relevan yang telah ditemukan selama proses audit. Auditor menggabungkan bukti yang dikumpulkan dengan pengetahuan perpajakan yang komprehensif untuk mencapai kesimpulan dan membuat rekomendasi yang sesuai.