Perbedaan tersebut biasanya dikelompokkan menjadi beda tetap ataupun beda permanen & beda waktu sehingga menimbukan BTD( Book Tax Difference). Pasalnya akibat perbedaan yang timbul antara akuntansi pajak & akuntansi komersial menyebabkan banyaknya Wajib Pajak yang tidak patuh karena harus membayar jumlah pajak yang lebih tinggi karena adanya penyesuaian tersebut, dialam penyusunannya biasa disebut "Koreksi Fiskal".
Filsafat Teknologi
Kilas balik pada awal mula teknologi muncul khususnya di Revolusi Industri di Inggris. Inovasi seperti mesin uap didalam dunia industry pada zaman tersebut memicu Gerakan antimesin karena dipercaya akan mengakibatkan humanity creativity decreasing.
Gerakan tersebut dikenal sebagai Luddisme, yaitu sebuah paham antiteknologi yang melihat pentingnya biosphere dibandingkan dengan technosphere. Pada jaman masa kontemporer, Neo-luddism juga dijadikan sebagai Gerakan intelektual untuk system ekonomi yang bersifat kapitalisik dalam memperlua kritiknya.
Adanya technophobia yang hanya dilihat dari persepektif bahayanya, istilah yang merujuk pada intisarinya dan hakekatnya, status ontologis teknolosi tanpa petimbangan akan dampak yang merugikan. Futurisme, pascahumanisme & transhumanisme berada dalam technophobia, karena tidak hanya untuk membebaskan dari keterasingan manusia modern tetapi juga membawa kebahagiaan yang di cita-citakan.
Esksitensialisme selalu dikategorikan sebagai technophobia, namun sejatinya kritik tersebut lebih dari persepektif esensinya, bukan berdampak terhadap empirisnya. Martin Heidegger filsuf yangs ecara sistematis mengemukakan rumusan untuk membuat ciri khas dari esensialis, mendefiniskkan teknologi sebagai penyingkapan realitas. Menurutnya ia dipahami bukan dalam konteks yang genus seperti pemahaman pada umumnya terhadap esensi entitas filofi lainnya.
Lewis Mumford filsuf teknologi asal Amerika, mengatakan bahwa semua alat-alat teknis (tool-technics) merupakan bioteknik. Atau arti kata lain yaitu bagian Teknik yang ada pada biologi atau secara khusus tubuh manusia. Selain itu pemikiran ini juga menyatakan bahwa artefak teknis memiliki ciri khas manusiawi. Filsafat mumford juga menjelaskan menifestasi teknologi yang bersifar alami.
Selain daripada itu, Mumford juga menjelaskan bagaimana megamesin dijadikan sebagai ciri dari teknologi yang modern. Megamesin pada mekanisme manusia yang bekerja secara organisasional dan juga manajerial. Pada dasarnya mesin merupakan sesuatu yang alamai, kecanggihan dari pada primordial tersebut dapat dibandingkan dengan mesin-mesin modern lainnya.
Namun menurut Mumford, Megamesin menjadikan teknologi tidak sesuai dengan idealitas kemanusiaan karena hanya berorientasi pada nilai kekuasaan serta kekayaan saja. Teknologi yang bertopeng megamesin meninggalkan ciri khas manusiawinya. Mekanisasi dan regimentasi yang pada akhirnya menjadikan mausia sebagai roda gigi mesin.
Seperti halnya Mahzar, terletak bagaimana teknologi yang tidak terpisahkan dengan alamiahnya, namun menurut Momford ia menghasilkan visi yang didapat dari determinisme dystopian dimana manusia secara eksistensialnya akan tersubordinasi. Pangan seperti ini yang membawa manusia cenderung untuk melihat teknologi, manusia seperti ini menjauh darinya. Munculnya mesin-mesin yang canggih terutama seiring perkembangan computer menguatkan pandangan ini. Sikap kritas dari filsuf Mumford terhadap teknologi dengan ciri megamesin atau monoteknik yang kemudian membawanya pada kajian yang memfokuskan pada kesenian dan kehidupan urban.