Mohon tunggu...
Rungla Angsana
Rungla Angsana Mohon Tunggu... -

shunya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lekat Rumit

30 Mei 2011   01:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:04 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian sesampainya pada sebuah nilai yang ganjil atau genap utuh tak setengah sekalipun pikiran mendapatinya, tentang mengumpulkan sejauh mana daya agar tak tercecer sepanjang persetubuhan

Dipungutnya selagi jari bisa menggapai rengkuh di balik kelambu

Keranjang berisi air dan di atasnya api menghitam karenanya membuat konsentrasinya tak mendidih walau tak bersinggungan erat

Segala keutuhan atau keterpisahan pastilah awal dari molekul. Entah yang menggumpal yang kemudian melalui sungut-sungut halus yang mengisyaratkan mereka bercinta mesra, mendekap, melengket cairan hangat, memeras mendegubkan sengal nikmat pada tiap getaran punya isyarat. Setiap isyarat ada tanda, meraba tanda pada tiap titik berbeda, lekuk-lekuk indah mengeluarkan aroma anggur di tiap wanginya berbeda, beda maya di balik beda nyata.

Nyata kawin dalam maya tiap memusatkan energi sampai klimaks yang marem, maya dalam kesadarannya orgasme nyata terpecah keringat menjadi Nil, yang arusnya menyeret tubuh tegang, tiap gelombangnya menyeret pula rona mata yang bersenggama dengan objek yang tertangkap pupil dan diolah retina.

Sepanjang sampai jauh persetubuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun