Mohon tunggu...
rumzil laily
rumzil laily Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

hidup butuh proses

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Euforia penelitian

24 November 2013   19:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:44 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari yang ditunggu-tunggupun tiba ,yakni pengumuman kelulusan, dia mendapatkan undangan dari sekolahnya tentang pengumuman pelulusan, dan ia dinyatakan lulus. Kebingungan semakin meliputi hatinya. Bingung karena takut keinginannya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi tidak disetujuioleh orang tuanya. Beberapa hari kemudian pengumuman bidikmisipun keluar , karena berkat do’a dan keuletannya ia diterima di salah satu universitas bergengsi di Indonesia dengan jurusan yang bergengsi pula , yaitu di universitas gadjah mada Yogyakarta dengan jurusan teknik kimia. Diapun langsung menceritakan kepada kedua orang tuanya sekaligus meminta do’a restu untuk melanjutkan studynya. Akhirnya kedua orang tuanyapun menyetujuinya. Dia semakin bersemangat karena bagi dia ini merupakan sebuah keberuntungan yang begitu besar .

Saat waktu daftar ulang tiba, dia pamit kepada kedua orang tuanya untuk berangkat menuntut ilmu. Dia berangkat dari kampung halamannya menuju kampus UGM yang terletak di kota Yogyakarta. Dia berangkat dengan perasaan sedih karena akan berpisah dengan keluarganya dan akan tinggal di kampung halaman orang lain yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya, selain itu ia juga memikirkan orang tuanya siapa yang akan membantunya berjualan? Adiknya masih terlalu kecil untuk disuruh membantu. Akhirnya dengan niat dan semangat yang tinggi iapun berangkat.

Dia mulai menempuh masa kuliahnya, selama masa kuliahdia banyak menemukan hal-hal baru dan dia sering melewati hari-harinya di laboratorium untuk melakukan beberapa penelitian. Satu tahun dia berproses di kampusnya , dia selalu memperoleh IPK cumlaude. Kemudian dia mengikuti sebuah olimpiade yang diadakan oleh PT. PERTMINA PERSERO, dan dia bersama timnya memperoleh juara I tingkat nasional. Menginjak semester lima dia telah mempunyai tema tentang skripsinya, namun dia belum terlalu focus ke skripsi karena dia ingin menyelesaikan semua mata kuliahnya.

Waktu terus berjalan seiring dengan kesibukannya, dan dia mampu memperoleh gelar sarjananya hanya dengan tujuh semester. Dia juga memperoleh beasiswa S2 ke salah satu universitas yang begitu terkenal di luar negeri yaitu Harvard university dengan jurusan yang sama. Disana dia terus berproses dan bersaing dengan penuh semangat dengan beberapa penelitian yang terus dilakukannya di laboratorium, disana ia juga sering mendapatkan IPK cumlaude. Dia mampu menyelesaikan tesisnya hanya selama satu setengah tahun.

Tiba-tiba dia ingat pada keluarganya dan kerinduan pada orang tuanya tak dapat ia bendung, akhirnya setelah tesisnya diterima dan dia mendapat gelar magister, dia memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya Indonesia. Setelah semua urusan diselesaikan akhirnya ia terbang menuju Indonesia tercinta. Empat belas jam perjalanan sudah dilaluinya dan membuatnya lelah akan tetapi keinginannya melihat senyum orang tuanya telah menghilangkan kelelahannya. Sesampainya di bandara Halim Perdana Kusuma dia melakukan perjalanan ke rumahnya selama satu jam. Akhirnya sampailah dia dia rumahnya dan bertemu dengan keluarganya. Isak tangis tak dapat dia bending, kebahagiaan bercampur haru menyelimuti hati anak dan kedua orang tua itu.

Beberapa hari dia telah menjalani hari-harinya seperti dulu, dengan mendapat gelar magister dia merasa malu karena belum mendapat pekerjaan. Akhirnya dia membuat surat lamaran pekerjaan ke beberapa universitas untuk menjadi dosen pengajar, akan tetapi respon surat lamaran belum juga dating. Akhirnya dia memutuskan untuk mencari pekerjaan seadanya agar tidak menjadi pengangguran. Kemudian pada suatu pagi ketika dia sarapan bersama keluarganya, ayahnya bercerita tentang usaha kakeknya di desa yang menjual bir tanpa gelembung. Dan telah bertahun-tahun kakeknya berusaha memasukkan gelembung pada bir buatannya. Tapi tidak juga berhasil.

Akhirnya ayahnya menyindir anaknya apa yang akan kau lakukan sebagai magister teknik kimia , melihat masalah yang terjadi pada kakekmu sendiri ? hendra termenung , dan dua hari kemudian dia berkata kepada ayahnya ,, “Baiklah aku akan menemui kakek dan akan membuat gelembung dalam bir itu”.

Dia berangkat ke rumah kakeknya, sesampainya disana dia menceritakan apa yang telah disampaikan oleh ayahnya. Dia pertama kali menanyakan bagaimana proses pembuatan bir itu kepada kakeknya , setelah dia mengetahui proses pembuatan bir itu baru dia berpikir dan mulai melakukan penelitian. Akhirnya dia berpikir menggunakan prinsip nuklir, dari sana dia berpikir untuk membelah inti atom sehingga bisa terbentuk gelembung. Dan dia mulai melakukan beberapa percobaan dengan mengambil beberapa sampel , tapi dari proses penelitiannya dia sangat berhati-hati karena dia menggunakan prinsip nuklir yang dapat menimbulkan ledakan. Kemudian dengan menggunakan rumus Einstein , dia dapat membentuk gelembung pada bir tersebut. Dari penemuan inilah dia menjadi seorang ilmuwan yang terkenal dan kaya raya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun