Mohon tunggu...
Fira Arin's
Fira Arin's Mohon Tunggu... -

Wanita biasa yang sedang belajar bersikap dan berfikir lebih dewasa. Suka menulis, baca-baca, berteman & berbagi pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Persahabatan Kita Lebih Utama dari Sejuta Rasa Cinta

15 September 2012   15:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:25 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlahan perhatian Tejo mulai surut terhadap Nina, entah apa yang telah terjadi diantara meraka berdua. Hari demi hari Nina mengisi kerinduannya dengan air mata. Kabar demi kabar mengalir di bawa angin, ternyata Tejo telah memiliki pujaan baru yang konon bernama Dinda Ayu. Anaknya tinggi, bodinya seksi, wajahnya ayu dan berjilbab lagi. Mendengar beerita ini Nina langsung menggelar diet besar-besaran sampai-samapai hampir tiap hari sakit, mulai dari batuk, pilek, sakit kepala hingga sakit gigi yang membuat dirinya tertegun sendiri manyun tanpa senyum. Tak hayal selang waktu 3 bulan berat badannya turun 20 kg, Gileeeee!

Dengan ajian dan jurus yang luar biasa akhirnya Tejo pun kembali kepelukan Nina. Namun, selang beberapa waktu juga karena jarak dan waktu yang memisahkan mereka hubungan mereka pun kandas. Dalam waktu seperti inilah aku kembali dekat dengan Tejo,berbagi hati berbagi rasa rasa ang dulu pernah ku kubur dalam kini kemballi tumbuh semerbak di dalam dada. Waktu demi waktu ku lalui besamanya, membuat rasa itu semakin bergelora dan tak lupa kau pun akan tetpa menjaga kesuciannya.

Tanpa angin tanpa hujan tiba-tiba saja badai datang melanda. Kali ini aku tak kuasa menghapus air mata mengguyur seluruh jiwa dan raga. Sungguh di luar dugaan, sungguh sulit ku terima dengan akal jika tiba-tiba saja kau putuskan tuk membina rumah tangga. Oh, Tuhan aku ingin Kau batalkan rencana mereka, telah cukup lama aku menunggu jawaban atas cintanya dan kini baru saja aku mendapatkannya. Haruskah dia ku lepas begitu saja, Tuhan aku sangat menyayanginya.

Hanya bisa ku jawab dengan air mata atas semua keputusanmu tuk menghabiskan sisa waktumu bersama Dinda Ayu tapi, mengapa hingga hari ini masih ada gurat-gurat rasa rindu. Tak ada rasa benci dan dendam di hatiku padamu meski aku tahu aku bukanlah pilihanmu dan kau bukanlah milikku. Inikah cinta sejati yang tak harus memiliki?

Kini kan kumulai hidup baru sepertimu yaitu menyempurnakan setengah agamaku, semoga sakinah, mawadah, warohmah menyertai rumah tanggamu dan rumag tanggaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun