Mohon tunggu...
Bian Pamungkas
Bian Pamungkas Mohon Tunggu... Dosen - Bqpzm

Emancipate yourself from mental slavery (Bob Marley)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca Pop Saat Ini

4 Februari 2019   08:52 Diperbarui: 4 Februari 2019   09:33 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya pop yang tumbuh berkembang melalui media massa dijadikan strategi untuk menciptakan gaya hidup yang mengandung nilai-nilai akan pentingnya kesadaran untuk peduli akan lingkungan. 

Penyampaian itu salah satu medianya bisa melalui musik. Berkaca pada perkembangan musik pop indonesia akhir-akhir ini, masyarakat melalui media massa dihujani dengan salah satu girlband yang berasal dari korea. 

Hal tersebut tidak terlepas dari kecendrungan konsumsi masyarakat milenial akan sesuatu hal sehingga menjadi sebuah gaya hidup, fenomena gaya hidup ini tentunya menembus berbagai kelompok sosial dalam artian dari yang tidak menyukai menjadi suka karena secara tidak sadar selalu diperdengarkan musik hasil kebudayaan tersebut. 

Kebiasaan inilah yang nantinya akan menular disebabkan komunikasi yang tercipta saat ini bukan lagi hanya antar individu maupun kelompok, akan tetapi dengan adanya media sosial hal ini bisa menjadi komunikasi massa.

Secara garis besar kebudayaan pop ini bergantung pada masyarakatnya, kebudayaan pop berusaha memberikan solusi maupun merekayasa sesuatu tema sehingga menjadi tren. 

Konteks tren disini pasti akan selalu berubah menjadi suatu isu yang baru maupun memodifikasi hal yang sudah ada, yang pada akhirnya kembali lagi menjadi tren. 

Membaca peluang ini melalui media musik sangatlah mungkin, karena musik pop menawarkan sesuatu hal yang tidak perlu sulit untuk dicerna. Musik yang akan di produksi nantinya akan membawa pesan-pesan yang mengandung bermacam-macam nilai, juga sekaligus sebagai komoditas. 

Penciptaan akan nilai-nilai ini nantinya akan menjadi unsur untuk kemunculan gaya hidup yang baru, dengan menjadikan mereka sebagai pelaku yang dengan sendirinya akan memudahkan penyebaran suatu produk hasil kebudayaan pop.

Contoh kasus yang terjadi di indonesia saat ini yaitu kemunculan kelompok-kelompok musik indie yang sekarang sedikit demi sedikit mulai diminati oleh masyarakat yang umumnya terpelajar. 

Hadirnya The upstairs, the adams, white shoes and the couple company adalah beberapa kelompok generasi pertama yang memulai dari sekian banyaknya faktor peralihan selera masyarakat menuju ke skena musik yang baru. 

Kemunculan payung teduh dengan suguhan instrumennya yang akustik, silampukau dengan tema lagu-lagunya yang bersumber dari kehidupan di surabaya, the sigit dengan rock'n'roll nya menciptakan gaya hidup yang bisa kita lihat secara nyata melalui simbol-simbol yang dihadirkan oleh masyarakat berupa dandanan, gaya, dan lain-lain.

Melihat fenomena ini dari perspektif baudrilard tentang simulakra yang secara sederhana pengertiannya, yaitu kaburnya batas-batas antara yang realita dan imajiner dapat kita lihat dari keadaan kelompok-kelompok musik indie tersebut. 

Contohnya mereka tidak perlu panggung-panggung besar seperti artis-artis yang sudah top, yang dibutuhkan mereka hanya gigs kecil dengan massa yang mendukung acara tersebut layaknya konser-konser di panggung besar, sajian mereka bukan lagi berada di panggung-panggung umum. 

Simulasi yang mereka lakukan telah membantahkan konsensus umum akan sebuah konser, akan tetapi realitanya mereka tetap menggelar konser.

Perwujudan mengenai kesadaran lingkungan hidup, pada akhirnya bisa diwujudkan melalui musik. Produk-produk simulakra berupa media sosial bisa menjadi salah satu cara untuk membentuk sosial yang baru dengan membawa nilai-nilai akan peduli lingkungan.

Tentu saja hal itu bisa disampaikan melalui lirik, videografi, dan dibalut dengan musik yang tidak sulit untuk dicerna, di satu sisi dia sebagai penyampai pesan, dan di sisi lain sebagai komoditas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun