Melihat fenomena ini dari perspektif baudrilard tentang simulakra yang secara sederhana pengertiannya, yaitu kaburnya batas-batas antara yang realita dan imajiner dapat kita lihat dari keadaan kelompok-kelompok musik indie tersebut.Â
Contohnya mereka tidak perlu panggung-panggung besar seperti artis-artis yang sudah top, yang dibutuhkan mereka hanya gigs kecil dengan massa yang mendukung acara tersebut layaknya konser-konser di panggung besar, sajian mereka bukan lagi berada di panggung-panggung umum.Â
Simulasi yang mereka lakukan telah membantahkan konsensus umum akan sebuah konser, akan tetapi realitanya mereka tetap menggelar konser.
Perwujudan mengenai kesadaran lingkungan hidup, pada akhirnya bisa diwujudkan melalui musik. Produk-produk simulakra berupa media sosial bisa menjadi salah satu cara untuk membentuk sosial yang baru dengan membawa nilai-nilai akan peduli lingkungan.
Tentu saja hal itu bisa disampaikan melalui lirik, videografi, dan dibalut dengan musik yang tidak sulit untuk dicerna, di satu sisi dia sebagai penyampai pesan, dan di sisi lain sebagai komoditas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI