Mohon tunggu...
Bian Pamungkas
Bian Pamungkas Mohon Tunggu... Dosen - Bqpzm

Emancipate yourself from mental slavery (Bob Marley)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tuduhan tanpa Solusi

6 Oktober 2017   19:34 Diperbarui: 6 Oktober 2017   19:38 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini begitu lekat rasanya dengan kata "Kebanyakan Micin", entah dosa apa yang telah diperbuat oleh si micin sampai jenuh rasanya melihat kata-kata itu muncul di jejaring media sosial dunia maya. Kebanyakan micin ini mengacu kepada kalangan remaja yang tanpa perlu dibuktikan lagi bahwa, generasi sekarang yang disebut milenial mengalami kemerosotan moral. Seperti terdapat di salah satu video yang beredar di dunia maya mengenai anak sekolah dasar yang sudah mengalami puber mengalahkan fenomena pernikahan artis dalam negeri, yaitu Raisa dan Hamish.

Maksud dari tulisan ini mewakili generasi milenial yang dihujat habis-habisan oleh generasi dulu atas tingkah laku mereka yang mewakili zaman kini yang rasanya sudah mulai memudar akan kebutuhan moral menjadi manusia yang bercita rasa Timur. Sebagai manusia yang percaya akan buruknya efek bullying (penindasan), secara tidak langsung mengalami kegelisahan akibat adanya penindasan berwujud hinaan yang diterpa generasi milenial, yaitu kebanyakan micin.

Mungkin generasi sebelumnya tertawa melihat kelakuan remaja saat ini yang tidak akan pernah bisa sama dengan kehidupan generasi sebelumnya. Jika dipikirkan lagi di dalam hubungan semu sosial media generasi pendahulu seperti tidak ada memberikan solusi selain tuduhan-tuduhan micin. Dampak micin sepertinya menjadi meluas ke persoalan berfikir ketimbang kesehatan, seharusnya mereka yang sudah lebih dulu hidup malu untuk menghujat bagian dari bangsanya sendiri.

Demi kebutuhan massa, kebobrokan moral yang umumnya sudah diketahui menjadi berapi-api dengan andil-andil postingan di media sosial. Apa faedahnya? Apa untungnya? Nihil!. Jauh di dasar hati mohon dengan sangat mari sama-sama kita sadari akan bobroknya budaya penindasan ini.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun