Setiap individu sudah tentu mempunyai kriteria tersendiri akan kesenian, apapun wujudnya bisa berupa seni murni maupun seni pertunjukan. Salah satu hal yang ingin saya ungkapkan adalah mengenai musik pop Indonesia yang tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita.
Pop yang sama-sama kita ketahui berasal dari populer yang memiliki arti untuk kalangan luas, akan tetapi pop yang saya maksud di sini adalah Musik pop indonesia yang dinaungi oleh industri musik dengan tujuan komersil. Standarisasi menjadi pedoman bagi industri musik untuk menggodok para musisi-musisinya agar melahirkan suatu karya fenomenal bagi masyarakat banyak.Â
Tidak bisa kita pungkiri kemashyuran ekonomi membawa misi penyeragaman, guna meraup keuntungan sebesar-besarnya. Seperti yang sering saya dengar, yaitu "Budaya Musiman". Hal ini mengindikasikan bahwa jika sebuah karya yang menjadi fenomenal di kalangan masyarakat luas, di saat itulah pemerkosaan terhadap karya itu dilakukan dalam artian tanpa kita sadari karya itu selalu di reproduksi ulang seperti mata rantai yang akan selalu kembali kepada yang pertama, seperti adorno katakan "Kelelahan Komersil".
Sebagian masyarakat yang perduli mengenai asupan keseniannya oleh musik seringkali merasa jenuh dengan hal yang itu-itu saja. Industri besar yang berlindung dibalik "Standarisasi" pada akhirnya menghasilkan kenikmatan yang semu. Theodor Adorno dalam "On Popular Music" menyebutkan fenomena itu sebagai Pseudo-individualisasi, yang bisa diartikan sebagai kenikmatan yang semu. Di kutip dari tulisan Adorno, mengatakan "Melalui Standarisasi, masyarakat diberikan suguhan karya yang tanpa mereka sadari mereka telah dengarkan sebelumnya, hal itu menjadi sebuah ilusi yang tanpa disadari telah mengontrol secara tersembunyi".
Pop tidak akan mungkin bisa kita hindari, akan tetapi sudah selayaknya para pembesar yang berada dalam ranah tersebut meningkatkan mutunya akan standarisasi maupun masyarakat itu sendiri. Semoga kita tidak mudah terjebak dalam dampak negatif yang dihasilkan oleh segala hal yang berbau Pop. Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H