Â
Sebelum ada teknologi, manusia sudah mengenal puisi. Para penyair dipercaya sebagai penyembuh yang melantunkan lirik-lirik berupa mantra yang dipercaya mampu mengusir atau mendatangkan penyakit atau makhluk gaib. Keinginan manusia untuk merekam jejak peristiwa, sejarah dan budaya sehingga dikembangkanlah cara-cara penulisan yang dipahat sebagai prasasti, ditulis di daun lontar, perkamen atau kertas, dan akhirnya di dengan penemuan mesein cetak diperbanyak sebagai buku yang disebar luaskan sebagai karya sastra.
Kehadiran komputer dan gawai pintar dibarengi jalur super cepat internet, membuat dunia maya menjadi ajang kreasi para penulis puisi, baik melalui blog-blog pribadi ataupun kanal warga, juga jejaring sosial sebagai ajang aktualisasi diri.
Salah satu Sahabat Rumpies, Ki Suki, mengusung ide untuk kembali menulis puisi di atas kertas sehingga bisa dinikmati secara visual sekaligus sebagai karya sastra.  Gayung bersambut, dan Rumpies The Club sebagai Rumah Pena Inspirasi para Sahabat, menjadi ajang pamer karya para Sahabat Rumpies.
Berikut adalah karya beberapa Sahabat Rumpies. Selamat menikmati!
1. Pesan dari Bulan (Akhmad Fauzi)Â
2. Ada (Ami Abeb)
3. Babe (Bain Saptaman)
5. Ada Cinta di Secangkir Kopi (Bunda Mey)
7. Karena Malam Minggu (Fe Gadingga)
8. Hadir-Mu (Fitri Manalu)
10. Ada Satu Malam (INdah Hadi)
11. Dengan Puisi (Jansori Andesta)
13. Pesan Kecil Buat Anakku (Ki Suki)
14. Sebelum Waktuku Tiba (Lumangge Ida)
16. Muram Terkoyak (Relung Batas Hampa)
17. Namaku Tato (Rinta Nurhayati)